Rabu, 22 November 2017

LAJU PENGEMBLIAN

1.    Contoh kasus IRR (Internal Rate of Return)
Suatu pabrik mempertimbangkan ususlan investasi sebesar Rp. 130.000.000 tanpa nilai sisa
dapat menghasilkan arus kas per tahun Rp. 21.000.000 selama 6 tahun.
Diasumsikan RRR sebesar 13 %, hitunglah IRR!

Dengan faktor diskonto 10 %
NPV = (Arus kas x Faktor Diskonto) - Investasi Awal
NPV =
 (21.000.000 x 5.8979) - 130.000.000
NPV =
 Rp 659.000,00

Dengan faktor diskonto 12 %
NPV = (Arus kas x Faktor Diskonto) - Investasi Awal
NPV =
 (21.000.000 x 5,7849 ) - 130.000.000
NPV =
 RP -6.649.000,00

Karena NPV mendekati nol, yaitu Rp. 659.000,00 dan -Rp. 6.649.000,00...
Artinya tingkat diskonto antara 10% sampai 12%, untuk menentukan ketepatannya dilakukan Interpolasi sbb :
Selisih Bunga
Selisih PV
Selisih PV dengan OI
10%
130659000
130659000
12%
123351000
130000000
2%
7308000
659000

IRR =
10% + (659.000/7.308.000) x 2%
IRR =
10,18%

Kesimpulan :
Proyek investasi sebaiknya ditolak
Karena IRR < 13 %
    Aplikasi IRR, arus kas setiap tahun jumlahnya tidak sama.


2.    Contoh kasus NPV (Net Present Value) :

PT. Astuti akan melakukan investasi melalui pembelian sebuah gudang seharga Rp. 80.000.000,-
Gudang tersebut mempunyai umur ekonomis 4 tahun dan nilai residu Rp. 25.000.000,-
perusahaan membayar bunga 20 % dengan tingkat pendapatan bersih sebagai berikut :
Tahun 1 : Rp. 2.500.000
Tahun 2 : Rp. 3.500.000
Tahun 3 : Rp. 4.500.000
Tahun 4 : Rp. 5.000.000

tentukan NPV ?

jawaban :

Depresiasi = 80.000.000-25.000.000   = Rp. 13.750.000
                                  4

tahun
EAT
Depresiasi
Proceed
DF
PV Proceed
1
2.500.000
13.750.000
16.250.000
0,833
13.536.250
2
3.500.000
13.750.000
17.250.000
0,694
11.971.500
3
4.500.000
13.750.000
18.250.000
0,579
10.566.750
4
5.000.000
13.750.000
18.750.000
0,482
9.037.500
15.000.000
25.000.000
0,482
12.050.000
57.162.000


NPV = PV Proceed-PV outlays = 57.162.000-80.000.000 = -22.838.000 (ditolak)

Sumber :

Rabu, 01 November 2017

ANALISIS TEKNIK DAN NILAI WAKTU DARI UANG

BAB I
PEMBUKAAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Analisa ekonomi teknik melibatkan pembuatan keputusan terhadap berbagai penggunaan sumber daya yang terbatas. Konsekuensi terhadap hasil keputusan biasanya berdampak jauh ke masa yang akan datang, yang konsekuensinya itu tidak bisa diketahui secara pasti , merupakan pengambilan keputusan dibawah ketidakpastian.
Pengambilan keputusan pada analisis ekonomi teknik banyak melibatkan dan menentukan apa yang ekonomis dalam jangka panjang. Dalam hal ini dikenal dengan istilah nilai waktu dari uang (time value of money). Hal ini disebabkan adanya bunga.
Bunga didefinisikan sebagai uang yang dibayarkan untuk penggunaan uang yang dipinjam. Bunga juga dapat diartikan sebagai pengembalian yang bisa diperoleh dari investasi modal yang produktif. Tingkat suku bunga adalah rasio antara total bunga yang dibebankan atau dibayarkan di akhir periode tertentu dengan uang yang dipinjam pada awal periode tersebut.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan laporan sebagai berikut:
1.    Memberikan penjelasan kepada pembaca tentang pengertian ekivalensi
2.    Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai nilai waktu uang.
3.    Menyebutkan dan menjelaskan konsep analisis ekivalensi

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekivalensi
Nilai uang yang berbeda pada waktu yang berbeda akan tetapi secara finansial mempunyai nilai yang sama. Kesamaan nilai finansial tersebut dapat ditunjukkan jika nilai uang dikonversikan (dihitung) pada satu waktu yang sama.
2.2 Nilai Ekivalen
Sejumlah uang pada waktu tertentu dikatakan ekivalen dengan sejumlah uang yang lain pada waktu yang lain, bila nilai nominalnya berbeda, tetapi nilai efektifnya sama. Suatu rancangan teknis atau rencana investasi mengandung sejumlah transaksi, baik penerimaan maupun pengeluaran dalam berbagai bentuk, selama masa pakai atau masa operasi. Semua jenis transaksinya ini harus diekivalensikan dulu ke salah satu transaksi dasar. Umumnya diubah ke transaksi sama rata setiap tahun atau transaksi tunggal di awal jangka waktu analisa.
Dalam proses ekivalensi nilai ini digunakan MARR (minimum attractive rate of return) sebagai suku bunga analisa. Besarnya MARR ini tergantung dari: laju inflasi, sukubunga bank, peluang dan resiko usaha.

2.3 Pada nilai ekivalensi istilah-istilah yang digunakan adalah:
Pv        = Present Value (Nilai Sekarang)     
Fv        = Future Value (Nilai yang akan datang)  
An        = Anuity
I           = Bunga (i = interest / suku bunga)
N         = Tahun ke-
P0        = pokok/jumlah uang yg dipinjam/dipinjamkan pada periode waktu

SI        = Simple interest dalam rupiah

2.3.1 Present Value (Nilai Sekarang)
Nilai Sekarang (present value) adalah nilai sekarang dari satu jumlah uang/satu seri pembayaran yang akan datang, yang dievaluasi dengan suatu tingkat bunga tertentu. Metode perhitungan PV dapat dirumuskan seperti dibawah ini;
                                                                    PV = FV / [1+i]n
dimana:
FV       = Nilai yang akan datang;
i           = suku bunga;
n          = jumlah tahun.

Contoh Soal:
Seorang teknisi elektronika membuat tabungan untuk dia membuat alat baru dalam waktu 5 tahun. Dengan memperhatikan suku bunga 15% berapa jumlah uang yang harus ia tabung agar memdapatkan uang sebesar Rp.80.000.000,-?

Penyelesaian:
PV = FV / [1+i]n
PV = 80.000.000 / [1+15%]5
PV = 80.000.000 / 2,011
PV = Rp 160.908.575,-

2.3.2 Future Value (Nilai yang akan datang)
Future value (terminal value) adalah nilai uang yang akan datang dari satu jumlah uang atau suatu seri pembayaran pada waktu sekarang, yg dievaluasi dengan suatu tingkat bunga tertentu. Metode prhitungan FV dapat dirumuskan seperti dibawah ini ;

FV = PV [1+i]n

dimana:
PV       = Nilai sekarang;
i           = suku bunga;
n          = jumlah tahun.
Contoh soal:
Profesor Agasa memperhitungkan 10 tahun kedepan dana yang ada untuk penelitiannya. Apabila ia menginvestasikan uangnya saat ini dengan tingkat suku bunga sebesar 15%. Berapa uang yang ia punya kedepannya dengan investasi awal Rp 50.000.000,-?

Penyelesaian:
FV = PV [1+i]n
FV = 50.000.000 [1+15%]10
FV = 50.000.000 [ 4,045]
FV = Rp 202.277.886,-


2.3.3 Annuity
Annuity adalah suatu rangkaian pembayaran uang dalam jumlah yang sama yang terjadi dalam periode waktu tertentu. Annuity dapat dibagi menjadi dua yaitu annuity nilai sekarang dan annuity nilai masa datang.
Anuitas nilai sekarang adalah sebagai nilai anuitas majemuk saat ini dengan pembayaran atau penerimaan periodik dan sebagai jangka waktu anuitas.

                                                   PVAn = A [(S (1+i)n ] = A [ 1 – {1/ (1+ i)n /i } ]
Anuitas nilai masa datang adalah sebagai nilai anuaitas majemuk masa depan dengan pembayaran atau penerimaan periodik dan n sebagai jangka waktu anuitas.

FVAn = A [(1+i)n – 1 ] / i

Contoh soal: 
           
Seorang pelajar mengidentifikasi teknologi 4G yang dapat dikembangkan lagi agar menjadi lebih cepat. Alat itu membutuhkan dana sebesar Rp 20.000.000,- yang dapat diangsur 15 tahun. Dengan suku bunga 10% berapa uang yang ia sediakan setiap tahunnya?
Penyelesaian:

FV = A [(1+i)n-1] / i
A = [FV] [i] / [(1+i)n-1]
A = [20.000.000] [10%] / [(1+10%)15-1]
A = [2.000.000] / [3,177]
A= Rp 629.525,-

Penyelesaian:

FV = A [(1+i)n-1] / i
A = [FV] [i] / [(1+i)n-1]
A = [20.000.000] [10%] / [(1+10%)15-1]
A = [2.000.000] / [3,177]
A= Rp 629.525,-

2.3.4 Bunga (Interest)           
Bunga adalah uang yang dibayarkan atau dihasilkan dari penggunaan uang. Bunga dapat dibagi menjadi dua yaitu Simple Interest dan Compound Interest.
Simple Ineterst / SI (Bunga Sederhana) adalah bunga yang dibayarkan/dihasilkan hanya dari jumlah uang mula-mula atau pokok pinjaman yang dipinjamkan atau dipinjam. Dapat dituliskan:

                                                                                           SI = P0(i)(n)

Contoh soal:
           Rendi adalah mahasiswa yang menginvestasikan uangnnya untuk keperluan kuliah selama 4 tahun. Jika ia berinvestasi sebesar Rp.400.000,- dengan suku bunga sebesar 10%, berapakah bunga yang akan didapat mahasiswa tersebut?

Penyelesaian:
SI = Po (i) (n)
SI = 400.000 (10%) (4)
SI = Rp 160.000,-

Compound Interest (Bungan Berbunga) Adalah bunga yang dibayarkan/dihasilkan dari bunga yang dihasilkan sebelumnya, sama seperti pokok yang dipinjam/dipinjamkan.

2.3.5 Waktu (n) dan Investasi Awal (Po)
Istilah lainnya yaitu n menunjukan waktu dalam rumusan perhitungan present value, future value, interest, maupun annuity. Waktu ini sangat penting karena menyangkut lamanya investasi berjalan dan sebagai acuan untuk perhitungan keuntungan dari hasil investasi tersebut.

Contoh soal:
Seorang pengusaha menginvestasikan uangnya sebesar Rp.20.000.000,- jika pengusaha tersebut menginginkan agar uangnya menjadi Rp.62.116.000,- berapa lama ia harus menginvestasikan uangnya dengan mempertimbangkan suku bunga sebesar 12% ?

Penyelesaian:

Dalam hal ini kita dapat menggunakan rumus future value:
FV = PV  [1+i]n
62.116.000 = 20.000.000 [1+12%]n
3,1083 = [1,12]n
n = 1,12log 3,1083
n = 10

         jadi pengusaha tersebut harus menginvestasikan uangnya selama 10 tahun untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

         Istilah berikutnya adalah Po atau investasi awal. Investasi awal akan sangat menentukan hasil dari investasi yang kelak akan didapatkan. Untuk menentukan investasi awal juga perlu memperhatikan suku bunga dan lamanya waktu berinvestasi. Dalam rumus perhitungan, Po biasanya akan dihitung bersamaan untuk menentukan bunga sederhana atau Simple Interest.

Contoh soal:
Seseorang mendapatkan bunga sebesar Rp 1.000.000,- dari hasil investasinya. Dengan suku bunga sebesar 10% dan waktu insesatasi selama 8 tahun, tentukanlah investasi awal yang diberikan oleh orang tersebut?

Penyelesaian:
SI = Po [i] [n]
1.000.000 = Po [10%] [8]
Po = 1.000.000 / 0,8
Po = Rp 1.250.000,-

2.4 Metode Ekivalensi
Adalah metode yang digunakan dalam menghitung kesamaan atau kesetaraan nilai uang waktu berbeda.
Nilai ekivalensi dari suatu nilai uang dapat dihitung jika diketahui 3 hal :
1.    Jumlah uang pada suatu waktu
2.    Periode waktu yang ditinjau
3.    Tingkat bunga yang dikenakan
2.4.1 Single Payment
Single payment disebut cash flow tunggal dimana sejumlah uang ini sebesar “P” (present) dijinjamkankan kepada seseorang dengan suku bunga sebesar “i” (interest) pada suatu periode “n”, maka jumlah yang harus dibayar sesuai uang pada periode “n” sebesar “F” (future). Nilai “F” akan di ekivalensi dengan “P” saat ini pada suku bunga “i”. Dengan rumus:



Jika dibalik, misalnya F diketahui dan P yang dicari maka hubungan persamaannya menjadi:



2.4.2 Annual Cash Flow (Uniform Series Payment)
Metode annual cash flow diaplikasikan untuk suatu pembayaran yang sama besarnya tiap periode untuk jangka waktu yang lama, seperti mencicil rumah, mobil, motor dan lainya. Grafik annual cash flow di gambarkan dalam bentuk grafik dibawah ini:




2.4.3 Hubungan annual dan future
Dengan menguraikan bentuk annual dengan tunggal (single) dan selanjutnya masing-masingnya itu diasumsikan sebagai suatu yang terpisah dan dijumlahkan dengan menggunakan persamaan sebelumnya. Maka akan diperoleh rumus:



2.4.4 Hubungan future dengan annual


  
2.4.5 Hubungan annual dengan present (P)
Jika sejumlah uang present didistribusikan secara merata setiap periode akan diperoleh besaran ekuilaven sebesar “A”, yaitu:



2.4.6 Hubungan present (P) dengan annual (A)



  
2.4.7 Pembayaran Tunggal
Pembayaran dan penerimaan uang masing-masing dibayarkan sekaligus pada awal atau akhir suatu periode.
2.4.8 Present Worth Analysis
Nilai sejumlah uang pada saat sekarang yang merupakan ekivalensi dari sejumlah Cash Flow (aliran kas) tertentu pada periode tertentu dengan tingkat suku bunga (i) tertentu.

Kegunaan
Untuk mengetahui analisis sejumlah uang pada waktu sekarang


Berapa modal P yang harus diinvestasikan pada saat sekarang (t=0), dengan tingkat suku bunga (i) %, per tahun, sehingga pada akhir n periode didapat uang sebesar F rupiah.
Rumus:
                              P = F 1/(1+i)N     atau   P = F (P/F, i, n)


Contoh:
Seseorang memperhitungkan bahwa 15 tahun yang akan datang anaknya yang sulung akan masuk perguruan tinggi, untuk itu diperkirakan membutuhkan biaya sebesar Rp 35.000.000,00. Bila tingkat bunga adalah 5 %, maka berapa ia harus menabungkan uangnya sekarang?
Jawab:
F = 35.000.000,00 ; i = 5 % ; n = 15
P = (35.000.000) (P/F, 5, 15)
   = (35.000.000) (0,4810)
   = Rp 16.835.000,00
              
             
2.4.9 Future Worth Analysis
Nilai sejumlah uang pada masa yang akan datang, yang merupakan konversi dari sejumlah aliran kas dengan tingkat suku bunga tertentu.

Kegunaan
Untuk mengetahui analisis sejumlah uang pada waktu yang akan datang


              Bila modal sebesar P rupiah diinvestasikan sekarang (t = 0), dengan tingkat bunga i %, dibayar per periode selama n periode, berapa jumlah uang yang akan diperoleh pada periode terakhir?
Rumus:
                              F = P (1+i)N   atau  F = P (F/P, i, n)

Contoh:
              Seorang pemuda mempunyai uang sebesar Rp 20.000.000, di investasikan dibank 6 % dibayar per periode selama 5 tahun. Berapakah jumlah uang yang akan diperoleh setiap tahunnya ?
Jawab:
P = Rp 20.000.000,00; i = 6 % ; n = 5
F = P (1+i)N
   = Rp 20.000.000 (1 + 0,06)5
Atau
F = P (F/P, i, n)
   = (Rp 20.000.000) X (1,338)
   = Rp 26.760.000,00



2.4.10 Annual Worth Analysis
Sejumlah serial Cash Flow (aliran kas) yang nilainya seragam setiap periodenya. Nilai tahunan diperoleh dengan mengkonversikan seluruh aliran kas kedalam suatu nilai tahunan (anuitas) yang seragam.

Kegunaan
Untuk mengetahui analisis sejumlah uang yang nilainya seragam setiap periodenya (nilai tahunan)

              Agar periode n dapat diperoleh, uang sejumlah F rupiah, maka berapa A yang harus dibayarkan pada akhir setiap periode dengan tingkat bunga i % ?
Rumus:
                              A = i / (1 + i )N – 1  atau  A = F ( A/F, i, n)


Contoh:
              Tuan sastro ingin mengumpulkan uang untuk membeli rumah setelah dia pensiun. Diperkirakan 10 tahun lagi dia pensiun. Jumlah uang yang diperlukan Rp 225.000.000,00. Tingkat bunga 12 % per tahun. Berapa jumlah uang yang harus di tabung setiap tahunnya ?
Jawab:
F = Rp 225.000.000 ; i = 12 % ; n = 10
A = F (A/F, i, n)
    =  (Rp 225.000.000) X (A/F, 12 %, 10)
    = (Rp 225.000.000) X (0,0570)
    = Rp 12.825.000



2.4.11 Gradient
Pembayaran yang terjadi berkali-kali tiap tahun naik dengan kenaikan yang sama atau penurunan yang secara seragam.

Kegunaan
Untuk pembayaran per periode kadang-kadang tidak dilakukan dalam suatu seri pembayaran yang besarnya sama tetapi dilakukakn dengan penambahan /pengurangan yang seragam pada setiap akhir periode.

Rumus:
                              A = A1 + A2
                      A2 = G (1/i - n / (1 + i)n - 1)
                            = G (A/G, i, n)

Keterangan:
A           = pembayaran per periode dalam jumlah yang sama
A1        = pembayaran pada akhir periode pertama
G          = “Gradient” perubahan per periode
N          = jumlah periode

Contoh:
              Seorang pengusaha membayar tagihan dalam jumlah yang sama per periode. Perubahan per periode dengan jumlah uang sebesar Rp 30.000.000  selama 4 tahun. Dengan bunga sebesar 15 % per tahun. Berapa jumlah pembayaran pada akhir tahun pertama?
Jawab:
A2        = G (A/G, i, n)
              = Rp 30.000.000 (A/G, 15 %, 4)
              = Rp 30.000.000 (0,5718)
              = Rp 17.154.000



2.4.12 Interest Periode
Interval waktu yang dijadikan dasar dalam perhitungan bunga. Biasanya dalam perhitungan bunga digunakan periode satu tahun (annually), ½ tahun (semi annually), atau bulanan (monthly)
2.5 Ekuivalen Tahunan atau Annual Equivalent (AE)
adalah pemasukan ekuivalen tahunan dikurangi dengan pengeluaran ekuivalen tahunan dari sebuah arus kas. Pada metode ini semua aliran kas yang terjadi dikonversikan kedalam deret seragam dengan tingkat bunga yang ditentukan. Untuk tingkat suku bunga i dan n tahun, ekuivalen tahunan (AE) dapat didefinisikan secara matematis sebagai berikut:


Contoh:
Diketahui suatu investasi membutuhkan dana awal sebesar Rp. 2.000.000,- dengan nilai sisa nol diakhir tahun keempat. Pendapatan tahunan diestimasikan sebesar Rp. 800 ribu. Tingkat suku bunga adalah 10%. Carilah ekuivalen tahunannya dengan menggunakan rumus diatas atau menggunakan tabel: i=10%
Maka Tabelnya seperti dibawah ini:


Jika menggunakan tabel (A/P, i, n) diperoleh ekuivalen tahunan (AE) sebagai berikut:
= PW (A/P; i, n)
= PW (A/P; 10%, 4)
= Rp. 535.880,- x 0,3155
= Rp. 169.070,-

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jika kita ingin menginvestasikan uang kita, yang harus kita pahami secara mendalam yaitu prinsip konsep nilai waktu dari uang dan mampu menganalisa secara mendalam. Jangan kita tertipu dengan angka yang fantastis, namun dibalik angka yang besar itu kenyataannya justru kerugian yang kita dapatkan Metode Ekivalensi adalah metode yang digunakan dalam menghitung kesamaan atau kesetaraan nilai uang waktu berbeda.
Nilai ekivalensi dari suatu nilai uang dapat dihitung jika diketahui 3 hal :
1)      Jumlah uang pada suatu waktu
2)      Periode waktu yang ditinjau
3)      Tingkat bunga yang dikenakan




DAFTAR PUSTAKA