|
1.1 LATAR
BELAKANG
Manusia
merupakan makhluk individu. Manusia itu disebut individu apabila pola
tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah
laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya
memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga
mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian
suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui
pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang.
Setiap individu pasti
akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal itu membutuhkan
proses yang sangat panjang dan banyak faktor yang mempengaruhinya terutama
lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang
paling dekat dan kita lebih banyak meluangkan waktu dengan keluarga. Setiap
keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma
tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan individu. Bukan hanya dalam
lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat pun terdapat norma-norma yang
harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan individu.
Dengan adanya
naluri yang dimiliki suatu individu, dimana ketika dapat melihat
lingkungan di sekitarnya maka secara tidak langsung maka individu akan menilai
hal-hal di sekitarnya apakah hal itu benar atau tidak, dan ketika suatu
individu berada di dalam masyarakat yang memiliki suatu norma-norma
yang berlaku maka ketika norma tersebut di jalankan akan memberikan suatu
pengaruh dalam kepribadian, misalnya suatu individu ada di lingkungan
masyarakat yang disiplin yang menerapkan aturan-aturan yang tegas maka
lama-kelamaan pasti akan mempengaruhi dalam kepribadian sehingga menjadi
kepribadian yang disiplin, begitupun dalam lingkungan keluarga, semisal suatu
individu berada di lingkup keluarga yang religius maka individu tersebut akan
terbawa menjadi pribadi yang religius.
1.2
TUJUAN
1. Memberikan wawasan baru
terhadap penulis khususnya pembaca yang membaca karya ilmiah ini.
2. Agar lebih mengetahui definisi
individu, keluarga dan masyarakat
3.
Untuk
memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti mata kuliah dan tugas Ilmu
Sosial Dasar.
|
2.1 TEORI
1 Pertumbuhan dan Perkembangan
Pada pembahasan konsep
mengenai perkembangan individu ini, kami akan merangkaikan pengertian
perkembangan dengan pertumbuhan. Hal ini dikarenakan dua kata tersebut dalam
kedudukannya sebagai pengubah serta pemberi pengaruh terhadap diri individu
tidak dapat dipisahkan keberadaannya. Pertumbuhan adalah berkaitan dengan
masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel organ
maupun individu yang bisa diukur dengan berat, ukuran panjang, umur tulang dan
keseimbangan metabolic/bersifat kuantitatif (Soetjiningsih,1988). Pertumbuhan
dapat juga diartikan sebagai bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian
atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
Perkembangan adalah
bertambah kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan.
Perkembangan menyangkut adanya proses pematangan.sel-sel tubuh,jaringan tubuh,
organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa,sehingga
masing-masing dapat memenuhi fungsinya termasuk juga emosi,intelektual dan
tingkah laku sebagai hasil iteraksi dengan lingkungan (Soetjiningsih, 1988).
Perkembangan (development) juga merupakan suatu proses yang pasti di alami oleh
setiap individu, perkembangan ini adalah proses yang bersifat kualitatif dan
berhubungan dengan kematangan seorang individu yang ditinjau dari perubahan
yang bersifat progresif serta sistematis di dalam diri manusia. Akhmad Sudrajat
: 2008, memberikan definisi bahwa “Perkembangan dapat diartikan sebagai
perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu
sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan –
perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.”
Adapun ciri – ciri
pertumbuhan dan perkembangan yaitu kontinu; ada masa percepatan dan
perlambatan; erkembangan mempunyai pola yang sama untuk semua individu, tetapi
untuk kecepatan berbeda-beda untuk tiap individu, sangat dipengaruhi
lingkungan; perkembangan erat dengan maturasi susunan saraf pusat; dan refleks
primitif hilang sebelum gerakan volunteer tercapai.
Pertumbuhan adalah
suatu proses pertambahan ukuran, volume serta jumlah sel yang ditandai dengan
pertambahan panjang, berat dan tinggi makhluk hidup yang bersifat irreversibel
(tidak dapat kembali ke bentuk semula) dan kuantitatif (dapat diukur).
Perkembangan adalah suatu proses dari organisme muda menuju keadaan yang lebih
dewasa (matang secara seksual sehigga dapat melakukan reproduksi), serta
bersifat kualitatif (tidak dapat diukur).
Berikut ini contoh yang
dapat memperjelas perbedaan antara petumbuhan dan perkembangan.
1. Pertumbuhan
Pertumbuhan Tanaman mangga yang tumbuh
dari tanaman muda yang kecil menjadi tanaman yang lebih besar dan bercabang
rindang. ukurang tinggi, berat dan volume dari batang dan daun tanaman mangga
tadi dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yang ada.
2. Perkembangan
Tanaman mangga yang ketika menjadi tanaman muda tidak menghasilkan bunga dan buah, setelah beberapa tahun ditumbuhkan, dapat menghasilkan bunga dan buah yang bertujuan untuk perkembangbiakan dan reproduksi. Proses ini tidak dapat diukur karena kematangan seksual tanaman mangga tadi dapat berbeda – beda antara satu individu dengan individu lain, tergantung dari faktor yang mempengaruhi.
Tanaman mangga yang ketika menjadi tanaman muda tidak menghasilkan bunga dan buah, setelah beberapa tahun ditumbuhkan, dapat menghasilkan bunga dan buah yang bertujuan untuk perkembangbiakan dan reproduksi. Proses ini tidak dapat diukur karena kematangan seksual tanaman mangga tadi dapat berbeda – beda antara satu individu dengan individu lain, tergantung dari faktor yang mempengaruhi.
Berdasarkam uraian-uraian
tersebut, maka dapat diartikan bahwa pertumbuhan fisiologis/fisik individu
tidak ada artinya bila individu itu tidak mau melakukan proses pembelajaran
untuk memiliki suatu kompetensi, keterampilan atau kemampuan tertentu sebagai
bentuk pengembangan diri.
Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan individu, yaitu:
a) Faktor
Biologis
Semua manusia normal dan sehat pasti
memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, tangan , kaki dan lainya. Hal
ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku.
Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap individu tidak
semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang sama.
b) Faktor
Geografis
Setiap lingkungan fisik yang baik akan
membawa kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar
individu bisa berjalan dengan baik dan menimbulkan kepribadian setiap individu
yang baik juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya
hubungan baik dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang
tidak baik pula.
c) Faktor
Kebudayaan Khusus
Perbedaan kebuadayaan dapat mempengaruhi
kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam
masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang
sama juga.
Dari semua
faktor-faktor di atas dan pengaruh dari lingkungan sekitar seperti
keluarga dan masyarakat maka akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu.
Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat
menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.
2. KELUARGA
Keluarga merupakan
kesatuan dari orang-orang yang berinteraksi dan berkomunikasi yang menciptakan
peranan-peranan sosial bagi si suami dan istri, ayah dan ibu, putra dan putri,
saudara laki-laki dan saudara perempuan. Peranan-peranan tersebut dibatasi oleh
masyarakat, tetapi masing-masing keluarga diperkuat melalui sentimen-sentimen
yang sebagian merupakan tradisi dan sebagian lagi emosional yang menghasilkan
pengalaman.
Keluarga adalah
pemelihara suatu kebudayaan bersama yang diperoleh pada hakekatnya dari
kebudayaan umum, tetapi dalam suatu masyarakat yang kompleks masing-masing
keluarga mempunyai ciri-ciri yang berlainan dengan keluarga lain. Berbeda
kebudayaan dari setiap keluarga timbul melalui komunikasi anggota-anggota
keluarga yang merupakan gabungan dari pola-pola tingkah laku individu (dalam
Khairudin, 1985).
Pada garis besarnya
keluarga dapat dibagi kedalam dua bentuk besar yaitu keluarga luas (extended
family) dan keluarga Inti (nuclear family). Keluarga luas adalah satuan
keluarga yang meliputi lebih dari satu generasi dan satu lingkungan kaum
keluarga yang lebih luas daripada hanya ayah, ibu dan anak-anak atau dengan
perkataan lain, keluarga luas merupakan keluarga inti ditambah dengan
anggota-anggota keluarga yang lain, atau keluarga yang lebih dari satu
generasi. Sedangkan keluarga inti dapat didefinisikan dengan keluarga atau
kelompok yang terdiri dar atah, ibu dan anak-anak yang belum dewasa atau belum
menikah.
Di Indonesia sendiri,
keluarga telah diatur dalam berbagai peraturan atau undang-undang RI nomor 10
tahun 1992 mendefinisikan keluarga sebagai berikut : ”Keluarga merupakan wahana
pertama seorang anak mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
bagi kelangsungan hidupnya”.
Sedangkan menurut SD.
Vembrianto dalam “Sosiologi Pendidikan” mengintisarikan tentang pengertian
keluarga ini yaitu : Keluarga merupakan kelompok sosial kecil yang umumnya
terdiri atas ayah, ibu dan anak. Hubungan sosial diantara anggota keluarga
relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi.
Hubungan antara anggota keluarga dijiwai oleh suasana efeksi dan rasa tanggung
jawab Fungsi keluarga ialah memelihara, merawat dan melindungi anak dalam
rangka sosialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial.
Fungsi Keluarga
Pada dasarnya keluarga
mempunyai fungsi-fungsi pokok yang sulit diubah dan digantikan oleh orang atau
lembaga lain tetapi karena masyarakat sekarang ini telah mengalami perubahan,
tidak menutup kemungkinan sebagian dari fungsi sosial keluarga tersebut
mengalami perubahan. Dalam pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga tersebut akan
banyak dipengaruhi oleh ikatan-ikatan dalam keluarga, hal ini sesuai dengan
yang dikatakan MI Solaeman (1978:18) bahwa : “Pada dasarnya keluarga mempunyai
fungsi-fungsi yang pokok, yaitu fungsi-fungsi yang tidak bisa dirubah dan
digantikan oleh orang lain, sedangkan fungsi-fungsi lain atau fungsi-fungsi
sosial relatif lebih mudah berubah atau mengalami perubahan”.
Mengenal fungsi
keluarga Abu Ahmadi (1991:247) mengemukakan bahwa tugas atau fungsi keluarga
bukan merupakan fungsi yang tunggal tetapi jamak. Secara sederhana dapat
dikemukakan bahwa fungsi kelurga adalah : Menstabilkan situasi keluarga dalam
arti stabilisasi situasi ekonomi keluarga; Mendidik; Pemelihara fisik dan
psikis keluarga, termasuk disini kehidupan religius.
Mengenai fungsi
keluarga, khususnya tanggung jawab orang tua terhadap anaknya Singgih P Gunarsa
(1991:54) mengemukakan sebagai berikut : “Tanggung jawab orang tua ialah
memenuhi kebutuhan-kebutuhan si anak baik dari sudut organis-Psikologis, antara
lain makanan, maupun kebutuhan-kebutuhan psikis seperti kebutuhan-kebutuhan
akan perkembangan, kebutuhan intelektual melalui pendidikan, kebutuhan rasa
dikasihi, dimengerti dan rasa aman melalui perawatan asuhan ucapan-ucapan dan
perlakuan”.
Dari konsep tersebut
diterangkan bahwa diantaranya peran orang tua ini sangat penting sekali
terhadap pemenuhan kebutuhan intelektual bagi anak melalui pendidikan.Hal ini
merupakan tanggung jawab orang tua harus diberikan kepada anaknya sehingga
orang tua ditekankan harus mengerti akan fungsi keluarga dan tentunya pemahaman
tentang pendidikan. Ini harus benar-benar dirasakan oleh orang tua sampai mampu
berkeinginan untuk melanjutkan sekolah anaknya ke yang lebih tinggi sehingga
wawasan dan pemahaman anak bisa lebih luas.
Selain dari pendapat
diatas mengenai fungsi keluarga ini menurut MI Soelaeman mengatakan sebagai
berikut :
Fungsi Edukatif –
Sebagai suatu unsur dari tingkat pusat pendidikan, merupakan lingkungan
pendidikan yang pertama bagi anak. Dalam kedudukn ini, adalah suatu kewajaran
apabila kehidupan keluarga sehari-hari, pada saar-saat tertentu terjadi situasi
pendidikan yang dihayati oleh anak dan diarahkan pada perbuatan-perbuatan yang
sesuai dengan tujuan pendidikan.
Fungsi Sosialisasi –
Melalui interaksi dalam keluarg anak mempelajari pola-pola tingkahlaku, sikap,
keyakinan, cita-cita serta nilai-nilai dalam masyarakat dalam rangka
pengembangan kepribadiannya. Dalam rangka melaksanakan fungsi sosialisasi ini,
keluarga mempunyai kedudukan sebagai penghubung antara anak dengan kehidupan
sosial dan norma-norma sosial yang meliputi penerangan, penyaringan dan
penafsiran ke dalam bahasa yang dimengerti oleh anak.
Fungsi protektif –
Fungsi ini lebih menitik beratkan dan menekankan kepada rasa aman dan
terlindungi apabila anak merasa aman dan terlindungi barulah anak dapat bebas
melakukan penjajagan terhadap lingkungan.
Fungsi Afeksional –
Yang dimaksud dengan fungsi afeksi adaslah adanya hubungan sosial yang penuh
dengan kemesraan dan afeksi. Anak biasanya mempunyai kepekaan tersendiri akan
iklim-iklim emosional yang terdapat dalam keluarga kehangatan yang terpenting
bagi perkembangan keperibadian anak
Fungsi Religius –
Keluarga berkewajiban mmperkenalkan dan mengajak anak serta keluarga pada
kehidupan beragama. Sehingga melalui pengenalan ini diharapkan keluarga dapat
mendidik anak serta anggotanya menjadi manusia yang beragama sesuai dengan
keyakinan keluarga tersebut.
Fungsi Ekonomis –
Fungsi keluarga ini meliputi pencarian nafkah, perencanaan dan pembelanjaannya.
Pelaksanaanya dilakukan oleh dan untuk semua anggota keluarga, sehingga akan
menambah saling mengerti, solidaritas dan tanggung jawab bersama.
Fungsi Rekreatif –
Suasana keluarga yang tentram dan damai diperlukan guna mengembalikan tenaga
yang telah dikeluarkan dalam kehidupan sehari-hari
Fungsi Biologis –
Fungsi ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan biologis keluarga,
diantaranya kebutuhan seksuil. Kebutuhan ini berhubungan dengan pengembangan
keturunan atau keinginan untuk mendapatkan keturunan. Selain itu juga yang
termasuk dalam fungsi biologis ini yaitu perlindungan fisik seperti kesehatan
jasmani dan kebutuhan jasmani yaitu dengan terpenuhinya kebutuhan sandang,
pangan dan papan akan mempengaruhi kepada jasmani setiap anggota keluarga.
Dari uraian mengenai
fungsi-fungsi keluaga diatas, maka jelaslah bahwa fungsi-fungsi ini semuanya
memegang peranan penting dalam keluarga, terutama dalam meningkatkan
kesejahteraan individu yang menjadi anggota keluarganya. Untuk itu dalam
penerapannya hendaknya fungsi-fungsi tersebut berjalan secara seimbang, karena
akan membantu keharmonisan serta kehidupan keluarga. Pelaksanaan fungsi-fungsi
keluarga ini disertai dengan suasana yang baik serta fasilitas yang memadai.
3. Individu, Keluarga, Dan Masyarakat
1) Individu
Individu berasal dari
kata latin individuum yang artinya tidak terbagi. Individu menekankan
penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan seberapa
mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi, 1991: 23). Individu bukan berarti
manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagi
kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan.
Individu adalah
seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan
sosialnya,melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik
dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu,
yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang
bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang
lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan:
pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua
takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat (Hartomo, 2004:
64).
Individu tidak akan
jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yang menjadi latar belakang
keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk
membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai
dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia sebagai
individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus
mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang
dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor
pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses
pembentukan pribadi.
Pengaruh lingkungan
masyarakat terhadap individu dan khususnya terhadap pembentukan
individualitasnya adalah besar, namun sebaliknya individu pun berkemampuan
untuk mempengaruhi masyarakat. Kemampuan individu merupakan hal yang utama
dalam hubungannya dengan manusia.
2) Keluarga
Keluarga adalah
sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang tinggal
bersama dan makan dari satu dapur yang tidak terbatas pada orang-orang yang
mempunyai hubungan darah saja, atau seseorang yang mendiami sebagian atau seluruh
bangunan yang mengurus keperluan hidupnya sendiri. Keluarga berasal dari bahasa
Sansekerta: kula dan warga “kulawarga” yang berarti “anggota” “kelompok
kerabat”. Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki
hubungan darah, bersatu. Keluarga inti ”nuclear family” terdiri dari ayah, ibu,
dan anak-anak mereka.
3) Masyarakat
Dalam bahasa inggris,
masyarakat disebut society. Asal kata socius yang berarti kawan. Adapun kata
masyarakat berasal dari bahasa arab yang berarti berkumpul dan bekerja sama.
Adanya saling berkumpul dan bekerjasama ini karena adanya bentuk-bentuk aturan
hidup yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh
kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan. Dengan menggunakan
pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan
interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan
dalm suatu masyarakat. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan masyarakat
adalah :
· Kumpulan
sekian banyak individu yang terikat oleh satuan adat, hukum dan kehidupan
bersama
· Kesatuan
sosial yang mempunyai hubungan erat
· Kumpulan
individu-individu yang mandiri dan hidup berdampingan dalam waktu yang cukup
lama.
4) Hubungan
Individu, Keluarga Dan Masyarakat
Individu barulah
dikatakan sebagai individu apabila pada perilakunya yang khas dirinya itu
diproyeksikan pada suatu lingkungan sosial yang disebut masyarakat.
Satuan-satuan lingkungan sosial yang mengelilingi individu terdiri dari
keluarga, lembaga, komunitas dan masyarakat.
ü Hubungan
individu dengan keluarga
Individu memiliki hubungan yang erat
dengan keluarga, yaitu dengan ayah, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, kakak, dan
adik. Hubungan ini dapat dilandasi oleh nilai, norma dan aturan yang melekat
pada keluarga yang bersangkutan. Dengan adanya hubungan keluarga ini,
individu pada akhirnya memiliki hak dan kewajiban yang melekat pada dirinya
dalam keluarga.
ü Hubungan
individu dengan lembaga
Lembaga diartikan sebagai sekumpulan
norma yang secara terus-menerus dilakukan oleh manusia karena norma-norma itu
memberikan keuntungan bagi mereka.
Individu memiliki hubungan yang saling
mempengaruhi dengan lembaga yang ada disekelilingnya. Lingkungan pekerjaan dapat
membentuk individu dalam membentuk kepribadian. Keindividuan dalam lingkungan
pekerjaan dapat berperan sebagai direktur, ketua dan sebagainya. Jika individu
bekerja, ia akan dipengaruhi oleh lingkungan pekerjaannya.
ü Hubungan
individu dengan komunitas.
Komunitas dapat diartikan sebagai satuan
kebersamaan hidup sejumlah orang banyak yang memiliki teritorial terbatas,
memiliki kesamaan terhadap menyukai sesuatu hal dan keorganisasian tata
kehidupan bersama. Komunitas mencakup individu, keluarga dan lembaga yang
saling berhubungan secara independen.
ü Hubungan
individu dengan masyarakat
Hubungan individu dengan masyarakat
terletak dalam sikap saling menjungjung hak dan kewajiban manusia sebagai
individu dan manusia sebagai makhluk sosial. Mana yang menjadi hak individu dan
hak masyarakat hendaknya diketahui dengan mendahulukan hak masyarakat daripada hak
individu. Gotong royong adalah hak masyarakat, sedangkan rekreasi dengan
keluarga, hiburan, shopping adalah hak individu yang semestinya lebih mengutamakan
hak masyarakat.
4. Urbanisasi
Adalah perpindahan
penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah
masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak
merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan
sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa
didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat
penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah
suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
Berbeda dengan
perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi berarti
persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari
desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri
dikategorikan 2 macam, yakni: Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk. Migrasi
penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk
tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan
penduduk yang hanya bersifat sementara saja atau tidak menetap.
Pengaruh-pengaruh
tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong
seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau
faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh yang pada
dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan
dari pedesaaan ke perkotaan.
A. Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi
1. Kehidupan
kota yang lebih modern
2. Sarana
dan prasarana kota lebih lengkap
3. Banyak
lapangan pekerjaan di kota
4. Pendidikan
sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas
B. Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi
1. Lahan
pertanian semakin sempit
2. Merasa
tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
3. Menganggur
karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
4. Terbatasnya
sarana dan prasarana di desa
5. Diusir
dari desa asal
6. Memiliki
impian kuat menjadi orang kaya
C. Keuntungan Urbanisasi
1. Memoderenisasikan
warga desa
2. Menambah
pengetahuan warga desa
3. Menjalin
kerja sama yang baik antarwarga suatu daerah
4. Mengimbangi
masyarakat kota dengan masyarakat desa
D. Akibat urbanisasi
1. Terbentuknya suburb tempat-tempat
pemukiman baru dipinggiran kota
2. Makin
meningkatnya tuna karya (orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap)
3. Masalah
perumahan yg sempit dan tidak memenuhi persyaratan kesehatan
4. Lingkungan
hidup tidak sehat, timbulkan kerawanan sosial dan kriminal
|
4.1 DAFTAR PUSTAKA
(1) Anonim. 2012. KELUARGA
DAN FUNGSI KELUARGA. Dapat diakses melaluihttp://unsilster.com/2012/04/pengertian-keluarga-dan-fungsi-keluarga/. Pada tanggal 27
oktober 2015
(2) Anonim. Anonim.
2012. KONSEP PERKEMBANGAN INDIVIDU. Dapat di akses melaluihttp://www.anakluarbiasa.com/ArtikelAnakLuarBiasa/Detail/85/KONSEP-PERKEMBANGAN-INDIVIDU.html. Pada tanggal 27
oktober 2015
(3) Ito. 2012. PENGERTIAN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN. Dapat di akses melaluihttp://itobm.wordpress.com/2010/08/31/pengertian-pertumbuhan-perkembangan/. Pada tanggal 27
oktober 2015.
(4) Jamaluddin Iqbal.
2010. PERTUMBUHAN INDIVIDU. Dapat diakses melalui http://bulletin-it.blogspot.com/2010/10/pertumbuhan-individu.html. Pada tanggal 27
oktober 2015.
(5) Soelaeman, M.
Munandar. 2004. Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu Sosial.
Refika Aditama. Bandung. Pada tanggal 27 oktober 2015
(6) Wahyu, Ramdani,
M.Ag.,M.Si. 2007. ISD (Ilmu Sosial Dasar). Pustaka Setia.
Bandung. Pada tanggal 27 oktober 2015
(7)
http://fellysilfasary.blogspot.co.id/2012/10/tugas-makalah-individu-keluarga-dan.html pada tanggal 27 oktober 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar