BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah
Telah kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan
konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah nilai, hal ini merupakan
pengertian idiologis dan kultural daripada pengertian ini. Didalam masyarakat
pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita
perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karma pemuda
sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan
menguasai masa depan.
Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih
memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat
melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di
Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan
kesempatan pendidikan. Keragaman tersebut pada dasarnya tidak mengakibatkan
perbedaan dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda.
Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap
hari baik di lingkungan keluarga ini merupakan proses yang disebut dengan
istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia
dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.
Pemuda dalam pengertian adalah manusia-manusia muda, akan tetapi
di Indonesia ini sehubungan dengan adanya program pembinaan generasi muda
pengertian pemuda diperinci dan tersurat dengan pasti. Dilihat dari segi budaya
atau fungsionalnya maka dikenal istilah anak, remaja dan dewasa, dengan
perincian sebagia berikut :
Golongan anak : 0 – 12
tahun
Golongan remaja : 13 – 18 tahun
Golongan dewasa : 18 (21) tahun keatas
Golongan remaja : 13 – 18 tahun
Golongan dewasa : 18 (21) tahun keatas
Usia 0-18 tahun adalah merupakan sumber daya manusia muda, 16 –
21 tahun keatas dipandang telah memiliki kematangan pribadi dan 18(21) tahun
adalah usia yang telah diperbolehkan untuk menjadi pegawai baik pemerintah
maupun swasta.
Dilihat dari segi ideologis politis, generasi muda adalah mereka yang berusia 18 – 30 – 40 tahun, karena merupakan calon pengganti generasi terdahulu dan bersifat dewasa tidak bersifat anak-anak. Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga serta ruang lingkup tempat pemuda berada terdiri atas 3 katagori yaitu :
Dilihat dari segi ideologis politis, generasi muda adalah mereka yang berusia 18 – 30 – 40 tahun, karena merupakan calon pengganti generasi terdahulu dan bersifat dewasa tidak bersifat anak-anak. Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga serta ruang lingkup tempat pemuda berada terdiri atas 3 katagori yaitu :
1. Siswa, usia antara 6 – 18 tahun, masih duduk
di bangku sekolah
2. Mahasiswa usia antara 18 – 25 tahun beradi
di perguruan tinggi dan akademi
3. Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun
perguruan tinggi yaitu mereka yang berusia 15 – 30 tahun keatas.
Akan tetapi, apabila melihat peran pemuda sehubungan dengan
pembangunan, peran itu dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan
tuntutan-tuntutan lingkungan. Pemuda dalam hal ini dapat berperan sebagai
penerus tradisi dengan jalan menaati tradisi yang berlaku
2. Didasarkan atas usaha menolak menyesuaikan diri dengan
lingkungan. Peran pemuda jenis ini dapat dirinci dalam tiga sikap, yaitu : pertama
jenis pemuda “pembangkit” mereka adalah pengurai atu pembuka kejelasan dari
suatu masalah sosial. Mereka secara tidak langsung ktu mengubah masyarakat dan
kebudayaan. Kedua pemuda pdelinkeun atau pemuda nakal. Mereka tidak berniat
mengadakan perubahan, baik budaya maupun pada masyarakat, tetapi hanya berusaha
memperoleh manfaat dari masyarakat dengan melakukan tidnakan menguntungkan bagi
dirinya, sekalipun dalam kenyataannya merugikan. Ketiga, pemuda radikal. Mereka
berkeinginan besar untuk mengubah masyarakat dan kebudayaan lewat cara-cara
radikal, revolusioner.
Pemuda adalah jiwa seorang insan manusia yang memiliki
ketangguhan dan semangat yang tinggi dalam memperjuangkan revolusi dan renovasi
peradaban bangsanya menuju arah yang lebih baik. Dengan kecerdasan
intelektualnya, dia dapat melihat segala bentuk permasalahan secara menyeluruh
sehingga sering muncul ide-ide brilian sebagai solusi dari permasalahan yang
ada.
Dengan ketajaman mata hatinya, dia dapat melihat celah-celah
kenistaan dan kekejian yang ada disekitarnya untuk segera ia perbaiki menjadi
celah-celah yang mengeluarkan sinar kebaikan. Dengan kekuatan fisiknya, dia
dapat melumpuhkan mesin-mesin tirani dan monster-monster kebiadaban yang
senantiasa menghancurkan sendi-sendi keadilan dalam masyarakat. Dengan
keceriaan wajahnya, ia dapat menghibur lingkungan sekelilingnya dengan
lampu-lampu kebahagiaan.
Dengan kebersihan hatinya, dia senantiasa melakukan yang
terbaik bagi bangsa dan agamanya tanpa putus asa dan pamrih. Dengan kekuatan
spiritualnya, dia meyakini segala upaya pengorbanan merupakan aktivitas ibadah
yang akan menjadi batu bata Istananya di surga kelak.
Dengan segenap potensi dan kekuatan ini, dia merupakan matahari
yang siap mengeluarkan energi terbesarnya untuk mengawali secercah sinar
kebangkitan bagi bangsa dan nusa. Sebagaimana sebuah pepatah bahasa Arab,
‘Kebangkitan sebuah bangsa terletak pada telapak tangan para pemuda-pemudanya’.
Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup
bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi
cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma social yang terdapat dalam
masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya. Berikut pengertian
sosialisasi menurut para ahli
a. Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah
proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana
cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi
dengan kelompoknya.
b. Peter Berger
Sosialisasi adalah
suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam
masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
c. Paul B. Horton
Sosialisasi adalah suatu proses
dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat
tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
d. Soerjono Soekanto
Sosialisasi adalah proses
mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.
Melalui proses sosialisasi, seorang pemuda akan terwarnai cara
berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan demikian, tingkah laku
seseorang akan dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi, seseorang
menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan
lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau belum tersosialisasi, menjadi
manusia masyarakat dan beradab. Kedirian dan kepribadian melalui proses
sosialisasi dapat terbentuk. Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses
yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaiman cari
hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya gar dapat berperan dan berfungsi
dalam kelompoknya. Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan
dari anggota masyarakat dan hubungannya dengan sistem sosial. Proses
sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial
yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan
norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada
soal individu dalam kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya.
Oleh karena itu proses sosialisasi melahirkan kedirian dan
kepribadian seseorang. Kedirian (self) sebagai suatu prosuk sosialisasi,
merupakan kesadaran terhadap diri sendri dan memandang adanya pribadi orang
lain di luar dirinya. Kesadaran terhadap diri sendiri membuat timbulnya sebutan
“aku” atau “saya” sebagai kedirian subyektif yang sulit dipelajari. Asal mula
timbulnya kedirian :
1. Dalam proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya, yaitu
setelah memperhatikan cara orang lain memandang dan memperlakukan dirinya.
Misalnya ia tidak disukai, tidak dihargai, tidak dipercaya; atau sebaliknya,
ida disayangi, baik budi dandapt dipercaya
2. Dalam proses sosialisasi juga membentuk kedirian yang ideal.
Orang bersangkutan mengetahui dengan pasti apa-apa yang harus ia lakukan agar
memperoleh penghargaan dari orang lain. Bentuk-bentuk kedirian ini berguna
dalam meningkatkan ketaatan anak terhadap norma-norma sosial
Bertitik tolak dari pengertian pemuda, maka sosialisasi pemuda
dimulai dari umur 10 tahun dalam lingkungan keluarga, tetangga, sekolah, dan
jalur organisasi formal atau informal untuk berperan sebagai mahluk sosial,
mahluk individual bagi pemuda.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang uraian di atas maka kami
akan mengambil judul Pemuda dan Sosialisasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses
sosialisasi pemuda ?
2. Apa tujuan pokok
sosialisasi ?
3. Apa peranan pemuda dalam
masyarakat ?
4. Apa saja potensi generasi
pemuda ?
5. Bagaimana pengembangan
potensi generasi muda ?
6. Apa saja masalah generasi
muda ?
7. Apa faktor penyebab
permasalahan generasi pemuda ?
8. Apa saja usaha untuk
menanggulangi masalah generasi muda ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana
proses sosialisasi pemuda.
2. Untuk mengetahui apa
tujuan pokok sosialisasi.
3. Mengetahui apa peranan
pemuda dalam masyarakat.
4. Mengetahui apa saja
potensi generasi pemuda.
5. Mendeskripsikan bagaimana
pengembangan potensi generasi muda.
6. Mengetahui apa saja
masalah generasi muda.
7. Untuk mengetahui apa
faktor penyebab permasalahan generasi pemuda.
8. Untuk mengetahui apa saja
usaha untuk menanggulangi masalah generasi muda.
1.4 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam
penyusunan makalah ini merupakan tinjauan kepustakaan yang bertujuan untuk
mempelajari buku-buku yang relevan dengan masalah yang diteliti karena penyusun
tidak melakukan tinjauan secara langsung terhadap objek pengamatan.
1.5 Manfaat Penulisan
1. Bagi Pemerintahan
Bisa dijadikan sebagai sumbangsih dalam meningkatkan kualitas
pemuda di Indonesia agar memiliki karakter yang lebih baik.
2. Bagi Dosen
Bisa dijadikan sebagai acuan dan sumbangsih dalam mengajar
terutama pada materi ini agar para peserta didiknya dapat berprestasi lebih
baik dimasa yang akan datang.
3. Bagi Mahasiswa
Bisa dijadikan sebagai bahan kajian belajar dalam rangka
meningkatkan prestasi diri.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
INTERLISAI BELAJAR DAN SPESIALISAI
1.
Definisi
pemuda
Definisi yang pertama, Pemuda
adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedangmengalami perkembangan dan
secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional,sehingga pemuda merupakan
sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masadatang. Sebagai
calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya.
Secara internasional,WHO
menyebut sebagai‖ young people‖ dengan batas usia 10
-24 tahun,sedangkan usia 10-
19 tahun disebut ‖adolescenea‖
atau remaja. International Youth Year
yang diselenggarakan tahun
1985, mendefinisikan penduduk berusia 15-24 tahun sebagaikelompok
pemuda.Definisi yang kedua, pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis,
bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang
stabil. Pemudamenghadapi masa perubahan sosial maupun kultural.Sedangkan
menurut draft RUU Kepemudaan, Pemuda adalah mereka yang berusia antara 18hingga
35 tahun. Menilik dari sisi usia maka pemuda merupakan masa perkembangan
secara biologis dan psikologis. Oleh karenanya pemuda selalu memiliki
aspirasi yang berbedadengan aspirasi masyarakat secara umum. Dalam
makna yang positif aspirasi yang berbedaini disebut dengan semangat
pembaharu.Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan
generasi muda dankaum muda. Seringkali terminologi pemuda, generasi muda, atau
kaum muda memilikidefinisi beragam. Definisi tentang pemuda di atas lebih
pada definisi teknis berdasarkankategori usia sedangkan definisi lainnya lebih
fleksibel. Dimana pemuda/ generasimuda/kaum muda adalah mereka yang memiliki
semangat pembaharu dan progresif.2.
2.
Pengertian
Sosialisasi
Seperti yang disinggung di
pendahuluan di atas, sosialisasi merupakan proses belajarmengajar mengenai
pola-pola tindakan interaksi dalam masyarakat sesuai dengan peran danstatus
sosial yang dijalankan masing-masing. Dengan proses itu, individu akan
mengetahui danmenjalankan hak dan kewajibannya berdasarkan peran status
masing-masing dan kebudayaansuatu masyarakat.
Melalui proses belajar semacam
ini, seseorang juga mempelajari kebiasaan-kebiasaan,norma-norma, perilaku,
peran, dan semua aturan yang berlaku di masyarakat. Prosesmempelajari
unsur-unsur budaya suatu masyarakat inilah yang disebut dengan sosialisasi.
1. Soejono Dirdjosisworo
Menurut pendapat Soejono
Dirdjosisworo (1985), sosialisasi mengandung tiga pengertianpenting, yaitu:
O Proses sosialisasi adalah proses belajar, yaitu suatu proses
akomodasi yang mana individumenahan, mengubah impulsimpuls dalam dirinya dan
mengambil cara hidup atau kebudayaanmasyarakatnya.
O Dalam proses sosialisasi itu individu mempelajari kebiasaan, sikap,
ide-ide, pola-pola nilai dantingkah laku, dan ukuran kepatuhan tingkah laku di
dalam masyarakat di mana ia hidup.
O Semua sifat dan kecakapan yang dipelajari dalam proses sosialisasi
itu disusun dandikembangkan sebagai suatu kesatuan dalam diri pribadinya.
2. Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah sebuah
proses yang membantu individu-individu belajar danmenyesuaikan diri terhadap
bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya,agar ia
dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
3. Peter L. Berger
Sosialisasi adalah suatu proses
seorang anak belajar menjadi anggota yang berpartisipasidalam masyarakat.
4. Robert M.Z. Lawang
Sosialisasi adalah proses
mempelajari norma, nilai, peran, dan semua persyaratanlainnya yang diperlukan
untuk memungkinkan berpartisipasi yang efektif dalam kehidupansosial.
5. Prof. Dr. Nasution, S.H.
Sosialisasi adalah proses
membimbing individu ke dalam dunia sosial.
6. Sukandar Wiraatmaja, M.A.
Sosialisasi adalah suatu proses
yang dimulai sejak seseorang itu dilahirkan untuk dapatmengetahui dan
memperoleh sikap, pengertian, gagasan, dan pola tingkah laku yang disetujuioleh
masyarakat.
7. Drs. Suprapto
Sosialisasi adalah suatu proses
belajar berinteraksi dalam masyarakat sesuai denganperanan yang dijalankan.
8. Hasan Shadily
Sosialisasi adalah proses di
mana seseorang mulai menerima dan menyesuaikan diriterhadap adat istiadat suatu
golongan. Di mana lambat laun ia akan merasa sebagian di golonganitu.
9. Jack Levin dan James L. Spates
Sosialisasi adalah proses di
mana kebudayaan diteruskan dan diinternalisasikan olehkepribadian individu.
10. John C. Macionis
Sosialisasi adalah pengalaman
sosial seumur hidup, di mana individu dapatmengembangkan potensinya dan
mempelajari pola-pola kebudayaan mereka.
11. Edwar A. Ross
Sosialisasi adalah pertumbuhan
perasaan ”kita”. Di mana perasaan ini akan
menimbulkan tindakan
segolongan.
12. LaurenceSosialisasi adalah proses pendidikan atau latihan
seseorang yang belum berpengalamandalam suatu kebudayaan dan berusaha menguasai
kebudayaan sebagai aspek berikutnya.
13. Bruce J. CohenSosialisasi dipahami sebagai proses pembelajaran
seorang individu terhadap nilai-nilaidan norma-norma yang ada dalam masyarakat
sehingga seseorang menjadi bagian darimasyarakat.
3.
Interlinalisasi
dan spesialisasi belajar
Internalisasi adalah perubahan dalam
masyarakat. Sedangkan
Sosialisasi adalah suatu perosesyang
mempelajari tentang norma – norma masyarakat yang akan membentuk
keperibadiannnyadilingkungan masyarakat. Jadi jika tidak adanya
Internalisasi dan Sosialisasi didalam lingkunganmasyarakat. Maka
tidak akan ada perubahan dilingkungan itu.
4.
Proses
Sosialisasi
Proses Sosialisasi ada 4
yaitu:
1. Tahapan Persiapan > Tahapan
ini ilakukan sejak manusia dilahirkan, pada saat anak – anak
mulai mempersiapkan dirinya untuk mengenal dunia sosialisasi dari
lingkungan rumah, mediadan tempat – tempat
yag disinggahinya dengan cara meniru walaupun tidak sempurna.
2. Tahapan Meniru > Di mana
seorang anak yang mulai sempurna untuk meniru apa yangdilakukan orang dewasa.
Dia mulai mengetahui namanya, nama orang tuanya, dan apa yangdilakukan oleh orang tuanya.
3. Tahapan Siap Bertindak >
Tahapan ini memulai seorang anak yang hanya meniru menjadiseorang diri yang dia
inginkan, menyadari adanya suatu norma yang ada dirumah maupundilingkungannya, dan mulai mendapatkan
kompleks yang harus dihadapinya didalam bersosialisasi.
4. Tahapan Norma Kolektif > Tahapan ini
sudah dianggap dewasa karna didalam dirinya sudahtau sepenuhnya apa
itu arti norma dalam kehidupanyang sebenarnya, memiliki rasa peduli
yangtinggi terhadap orang yang iia kenal maupun orang yang iia tidak kenal
dalam arti MasyarakatLuas.
5.
Peranan Sosial
Mahasiswa dan Pemuda di Masayrakat
Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat, kurang lebih sama dengan peran warga yang lainnnya di masyarakat. Mahasiswa mendapat tempat istimewa karena mereka dianggap kaum intelektual yang sedang menempuh pendidikan. Pada saatnya nanti sewaktu mahasiswa lulus kuliah, ia akan mencari kerja dan menempuh kehidupan yang relatif sama dengan warga yang lain.
Secara tak sadar namun perlahan tapi pasti, para generasi muda dihinggapi dengan idiologi baru dan perilaku umum yang mendidik mereka menjadi bermental instan dan bermental bos. Pemuda menjadi malas bekerja dan malas mengatasi kesulitan, hambatan dan proses pembelajaran tidak diutamakan sehingga etos kerja jadi lemah.
Sarana tempat hiburan tumbuh pesat bak “jamur di musim hujan” arena billyard, playstation, atau arena hiburan ketangkasan lainnya, hanyalah tempat bagi anak-anak dan generasi muda membuang waktu secara percuma karena menarik perhatian dan waktu mereka yang semestinya diisi dengan lebih banyak untuk belajar, membaca buku di perpustakaan, berorganisasi atau mengisi waktu dengan kegiatan yang lebih positif.
Peran pemuda yang seperti ini adalah peran sebagai konsumen saja, pemuda dan mahasiswa berperan sebagai “penikmat” bukan yang berkontemplasi (pencipta karya). Dapat ditambahkan disini persoalan NARKOBA yang dominan terjadi di kalangan generasi muda yang memunculkan kehancuran besar bagi bangsa Indonesia.
Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat, kurang lebih sama dengan peran warga yang lainnnya di masyarakat. Mahasiswa mendapat tempat istimewa karena mereka dianggap kaum intelektual yang sedang menempuh pendidikan. Pada saatnya nanti sewaktu mahasiswa lulus kuliah, ia akan mencari kerja dan menempuh kehidupan yang relatif sama dengan warga yang lain.
Secara tak sadar namun perlahan tapi pasti, para generasi muda dihinggapi dengan idiologi baru dan perilaku umum yang mendidik mereka menjadi bermental instan dan bermental bos. Pemuda menjadi malas bekerja dan malas mengatasi kesulitan, hambatan dan proses pembelajaran tidak diutamakan sehingga etos kerja jadi lemah.
Sarana tempat hiburan tumbuh pesat bak “jamur di musim hujan” arena billyard, playstation, atau arena hiburan ketangkasan lainnya, hanyalah tempat bagi anak-anak dan generasi muda membuang waktu secara percuma karena menarik perhatian dan waktu mereka yang semestinya diisi dengan lebih banyak untuk belajar, membaca buku di perpustakaan, berorganisasi atau mengisi waktu dengan kegiatan yang lebih positif.
Peran pemuda yang seperti ini adalah peran sebagai konsumen saja, pemuda dan mahasiswa berperan sebagai “penikmat” bukan yang berkontemplasi (pencipta karya). Dapat ditambahkan disini persoalan NARKOBA yang dominan terjadi di kalangan generasi muda yang memunculkan kehancuran besar bagi bangsa Indonesia.
B.
PEMUDA DAN IDENTITAS
1.
Pola
dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda
Generasi muda yang masih memerlukan pembinaan
dan pengembangan kearah yang lebih baik,agar dapat ikut serta dalam mengisi
pembangunan yang kini sedang berlangsung, pemuda diIndonesia sangat beraneka ragam
dari sabang sampai merauke.
Ada 3 kategori dalam mengelompokan generasi
muda berdasarkan umur dan lembaga sertaluang lingkup tempat pemuda berada:
1. Siswa, usia antara 6 – 18
tahun, masih duduk di bangku sekolah.
2. Mahasiswa usia antara 18 – 25
tahun beradi di perguruan tinggi dan akademi.
3. Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yaitu mereka yangberusia
15 – 30 tahun keatas.
Generasi
muda dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya menghadapi
berbagaipermasalahan yang perlu diupayakan penanggulangannya dengan melibatkan
semua pihak.Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh generasi muda di
Indonesia antara lain sebagai berikut:
1. Terbatasnya lapangan kerja yang tersedia. tingkat pengangguran tinggi dan menjadibeban
bagi keluarga maupun negara.
2. Penyalahgunaan Obat Narkotika dan Zat Adiktif lainnya yang merusak fisik dan mental
bangsa.
3. Masih adanya anak - anak yang hidup menggelandang.
4. Pergaulan bebas yang merujukkan pada penyimpangan perilaku (Deviant behavior).
5. Masuknya budaya barat (Westernisasi Culture) yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
kita yang dapat merusak mental generasi muda.
6. Perkawinan dibawah umur yang masih banyak dilakukan oleh golongan masyarakat, terutama
di pedesaan.
7. Masih merajalelanya kenakalan remaja dan permasalahan lainnya.Pola
dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda dalam Keputusan Menteri
Pendidkandan Kebudayaan yang tertuang pada nomor : 0323/U/1978 tanggal 28
oktober 1978. Bertujuan agarsemua pihak yang tikut serta dan yang
berkepentingan untuk penanganannya harus benar-benarmenggunakannya sebagai
pedoman agar pelaksanaanya dapat terarah dan menyeluruh serta dapatmencapai
sasaran dan tujuan yang dimaksud.Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi
muda disusun berlandaskan Pancasila, Undang-undang dasar 1945, Garis-garis
Besar Haluan Negara, Sumpah Pemuda dan Proklamasi, Tata nilaiditengah
masyarakat.
Untuk
mencapai pembinaan dan pengembangan bagi generasi muda yang diinginkan dapat
kita laksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Melaksanakan usaha kesejahteraan sosial.
2. Melakukan pendidikan dan pelatihan bagi generasi muda.
3. Melaksanakan pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda di lingkungannya
secara terpadu dan terarah serta berkesinambungan.
4. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan kewirausahaan untuk generasi muda dilingkungannya.
5. memupuk kreatifitas generasi muda untuk dapat mengembangkan tanggung jawab sosial
yang rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis produktif.
6. menggunakan sumber dan potensi di lingkungannya secara berswadaya secara tanggung
jawab.
7. menguatkan komunikasi, kerjasama, informasi dan kemitraan dengan berbagaisektor
lainnya.
8. menyelenggarakan usaha-usaha pencegahan permasalahan sosial yang aktual.sangat
diperlukan penataan kehidupan pemuda agar mereka mampu melaksanakan perananyang
penting dalam masa depan sekalipun, bahwa masa depan tersebut tidak berdiri
sendiri,dan mereka dapat menjadi generasi muda yang membanggakan bangsa dan
negara.
2.
Jenis
pokok pembinaan dan pengembangan generasi muda
Pengertian pokok pembinaan dan pengembangan
Generasi Muda ada dua yaitu :
a) Generasi Muda sebagai SubyekGenerasi Muda
subyek adalah mereka yang telah dibekali ilmu dan kemampuan sertalandasan untuk
dapat mandiri dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi
bangsa,dalam rangka kehidupan berbangsa bernegara serta pembangunan nasional.
b) Generasi Muda sebagai ObyekGenerasi Muda Obyek
adalah mereka yang masih memerlukan bimbingan yang mengarahkan kepada
pertumbuhan potensi menuju ke tingkat yang maksimal dan belum dapat
mandirisecara fungsional di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta
pembangunan nasional.
3.
Masalah generasi muda
Berbagai permasalahan generasi
muda yang muncul pada saat ini antara lain:
• Dirasa menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan
nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk
generasi muda.
• Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
• Belum seimbangnya antara
jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah
yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi
muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
• Kurangnya lapangan kerja / kesempatan kerja
serta tingginya tingkat pengangguran / setengah pengangguran di kalangan
generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya produktivitasnasional dan memperlambat kecepatan laju
perkembangan pembangunan nasional serta dapatmenimbulkan berbagai
problem sosial lainnya.
• Kurangnya gizi yang dapat
menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda, hal tersebut
disebabkan oleh rendahnya daya beli dankurangnya
perhatian tentang gizi dan menu makanan seimbang di kalangan masyarakat yang berpenghasilan
rendah.
• Masih banyaknya perkawinan di
bawah umur, terutama di kalangan masyarakat daerah pedesaan.
• Pergaulan bebas yang
membahayakan sendi -sendi perkawinan dan kehidupan
keluarga.
• Meningkatnya kenakalan remaja
termasuk penyalahgunaan narkotika.
• Belum adanya peraturan
perundangan yang menyangkut generasi muda.
Dan
ada juga masalah lain yaitu:
• Kebutuhan Akan Figur
Teladan Remaja jauh lebih mudah terkesan
akan nilai-nilai luhur yang berlangsung dari keteladananorang tua
mereka daripada hanya sekedar nasihat-nasihat bagus yang tinggal hanya
kata-kata indah.
• Sikap Apatis
Sikap apatis meruapakan
kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap
apatis ini terwujud di dalamketidakacuhannya akan apa yang terjadi di
masyarakatnya.
• Kecemasan dan Kurangnya Harga
Diri
Kata stess atau frustasi
semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi
rasa cemasnya dalam bentuk ―pelarian‖ (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).
• Ketidakmampuan untuk Terlibat
Kecenderungan untuk
mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun
efektif dalam hubungan pribadi dan dalamkehidupan di masyarakat. Persahabatan
dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.
• Perasaan Tidak Berdaya
Perasaan tidak berdaya ini
muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gayahidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau
tidak mau menciptakan masyarakatteknokratis yang memaksa kita untuk
pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah – tengah masyarakat. Lebih jauh remaja mencari ―jalan
pintas‖, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi
mendapat nilai baik atau ijasah.
• Pemujaan Akan Pengalaman
Sebagian besar
tindakan-tindakan negatif anak muda dengan minumam keras, obat-obatandan seks
pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda
dewasaini memberikan pandangan yang
keliru tentang pengalaman.
4.
Potensi generasi muda
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda
perlu dikembangkan adalah:
• Idealisme dan daya kritis
• Dinamika dan kreativitas
• Keberanian Mengambil Resiko
• Opimis dan kegairahan
semangat
• Sifat kemandirian, disiplin, peduli, dan bertanggung jawab
•Keanekaragaman dalam
persatuan dan kesatuan
• Patriotisme dan Nasionalisme
• Kemampuan menguasai ilmu dan
teknologi
Tujuan Pokok Sosialisasi
• Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang
dibutuhkan bagi kehidupan kelak dimasyarakat.
• Individu harus mampu
berkomunikasi secara efektif dan mengenbangkankan kemampuannya.
• Pengendalian fungsi - fungsi organik yang dipelajari melalui
latihan-latihan mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara
selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada padalembaga atau
kelompok khususnya dan pada masyarakat umum.
5.
Tujuan
pokok generasi muda
a) Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang
dibutuhkan bagi kehidupankelak di masyarakat.
b) Individu harus mampu
berkomunikasi secara efektif dan mengembangkankemampuannya.
c) Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan
mawas diriyang tepat.
d) Bertingkah laku selaras dengan
norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada lembaga atau kelompok khusunya dan masyarakat umumnya.
C.
PERGURUAN DAN PENDIDIKAN
1.
Perguruan
tinggi dan pendidikan
a. PendidikanPendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untukmemiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlakmulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.Anggota keluarga mempunyai
peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali lebih mendalam dari yang
disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara
tidak resmi.
b. Perguruan tinggiPerguruan tinggi adalah satuan pendidikan
penyelenggara pendidikan tinggi. Pesertadidik perguruan tinggi disebut
mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggidisebut dosen.Menurut
jenisnya perguruan tinggi dibagi menjadi 2 :1. Perguruan tinggi negeri adalah
perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinyadilakukan oleh Negara2.
Perguruan tinggi swasta, adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan
regulasinyadilakukan oleh swasta
2.
ALASAN UNTUK BERKESEMPATAN MENGEYAM PENDIDIKAN TINGGI
Pembicaraan
tentang generasi muda/pemuda, khususnya yang berkesempatan mengenyam pendidikan
tinggi menjadi penting , karena berbagai alasan.
Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang masyarakatnya, karena adanya kesempatan untuk terlibat di dalam pemikiran,pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam masyarakat. Kesempatan ini tidak tidak dimiliki oleh generasi muda pemuda pada umumnya. Oleh karena itu, sungguh pun berubah-ubah, namun mahasiswa termasuk yang terkemuka di dalam memberikan perhatian terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat secara nasional.
Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang paling lama di bangku sekolah, maka mahasiswa mendapatkan proses sosiaslisasi terpanjang secara berencana dibandingkan dengan generasi muda/pemuda lainnya. Melalui berbagai mata pelajaran seperti PMP, Sejarah, dan Antropologi maka berbagai masalah kenegaraan dan kemasyarakatan dapat diketahui.
Ketiga, mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis dan suku bangsa dapat menyatu dalam bentuk terjadinya akulturasi sosial dan budaya. Hal ini akan memperkaya khasanah kebudayaannya , sehingga mampu melihat Indonesia secara keseluruhan.
Keempat, mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise di dalam masyarakat, dengan sendirinya merupakan elite di kalangan generasi muda/pemuda, umumnya mempunyai latar belakang sosial, ekonomi, dan pendidikan lebih baik dari keseluruhan generasi muda lainnya. Dan adalah jelas bahwa mahasiswa pada umumnya mempunyai pandangan yang lebih luas dan jauh ke depan serta keterampilan berorganisasi yang lebih baik dibandingkan generasi muda lainnya.
Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang masyarakatnya, karena adanya kesempatan untuk terlibat di dalam pemikiran,pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam masyarakat. Kesempatan ini tidak tidak dimiliki oleh generasi muda pemuda pada umumnya. Oleh karena itu, sungguh pun berubah-ubah, namun mahasiswa termasuk yang terkemuka di dalam memberikan perhatian terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat secara nasional.
Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang paling lama di bangku sekolah, maka mahasiswa mendapatkan proses sosiaslisasi terpanjang secara berencana dibandingkan dengan generasi muda/pemuda lainnya. Melalui berbagai mata pelajaran seperti PMP, Sejarah, dan Antropologi maka berbagai masalah kenegaraan dan kemasyarakatan dapat diketahui.
Ketiga, mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis dan suku bangsa dapat menyatu dalam bentuk terjadinya akulturasi sosial dan budaya. Hal ini akan memperkaya khasanah kebudayaannya , sehingga mampu melihat Indonesia secara keseluruhan.
Keempat, mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise di dalam masyarakat, dengan sendirinya merupakan elite di kalangan generasi muda/pemuda, umumnya mempunyai latar belakang sosial, ekonomi, dan pendidikan lebih baik dari keseluruhan generasi muda lainnya. Dan adalah jelas bahwa mahasiswa pada umumnya mempunyai pandangan yang lebih luas dan jauh ke depan serta keterampilan berorganisasi yang lebih baik dibandingkan generasi muda lainnya.
Pendapat saya:
Generasi muda memiliki kecenderungan
untuk bersikap antusias dalam menghadapi berbagai isu, baik yang terkait
langsung maupun tidak langsung dengan kehidupan mereka sehari-hari. sebagai
kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mereka memiliki pengetahuan
yang luas tentang masyarakatnya, karena adanya kesempatan untuk terlibat di
dalam pemikiran,pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada
dalam masyarakat. Generasi muda yang agamis ditandai dengan laku dan tindak
dari pemuda yang dilandasi oleh moral-moral normatif agama.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Menurut George Herbert
Mead, sosialisasi yang dialami seseorang dapat dibedakan dalam tahap-tahap
sebagai berikut : tahap persiapan (preparatory stage), tahap meniru (play
stage), tahap siap bertindak (game stage), dan tahap penerimaan norma kolektif
(generalized stage).
2. Tujuan pokok sosialisasi adalah
individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi
kehidupan kelak di masyarakat, individu harus mampu berkomunikasi secara
efektif dan mengembangkan kemampuannya, pengendalian fungsi-fungsi organic yang
dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat, dan bertingkah laku
secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada
lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umumnya.
3. Peranan pemuda dalam pembangunan
masyarakat adalah sebagai agent of change, agent of development, dan agent of
modernization.
4. Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda
yang perlu dikembangkan adalah idealisme dan daya kritis, dinamika dan
kreativitas, dan keberanian mengambil resiko.
5. Pengembangan potensi tersebut dapat dimulai dari
lingkungan keluarga, orang tua dapat mengembangkan potensi anak mereka sejak
berusia balita, orang tua dapat mengarahkan apa dan kemana potensi yang
dimiliki oleh anak mereka sehingga lahirlah generasi muda yang memiliki potensi
sesuai minat masing-masing anak.
6. Masalah-masalah generasi muda diantaranya
adalah menurunnya jiwa nasionalisme, kekurangpastian yang dialami oleh
generasi muda terhadap masa depannya, belum seimbangnya antara jumlah generasi
muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, tingginya jumlah putus sekolah,
kekurangan lapangan kerja, kurangnya gizi yang menghambat perkembangan
kecerdasan, banyaknya perkawinan dibawah umur,penyalahgunaan obat narkotika dan
zat adiktif, masih adanya anak-anak yang hidup menggelandang, pergaulan bebas
diantara muda-mudi yang menunjukkan gejala penyimpangan perilaku (deviant
behavior), masuknya budaya barat (westernisasi culture), dan masih
merajalelanya kenakalan remaja.
7. Faktor penyebab permasalahan pemuda adalah kurang dalam
mengendalikan diri, kurang masa bersama keluarga, dan masalah ekonomi keluarga.
8. Usaha menanggulangi permasalahan pemuda dapat dilakukan
oleh lingkungan terutama pendekatan oleh keluarga dan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
http://laporannurainisolihat.blogspot.co.id/2014/08/makalah-ilmu-sosial-dasar-pemuda-dan.html
(15
november 2015
http://www.academia.edu/9602075/PEMUDA_DAN_SOSIALISASI
(15 november 2015)
http://awstars.blogspot.co.id/2015/10/peranan-sosial-mahasiswa-dan-pemuda-di.html
(15 november 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar