Senin, 23 November 2015

BAB 4 : Pemuda Dan Sosialisai

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Telah kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah nilai, hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural daripada pengertian ini. Didalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karma pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan. Keragaman tersebut pada dasarnya tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda.
Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga ini merupakan proses yang disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.
Pemuda dalam pengertian adalah manusia-manusia muda, akan tetapi di Indonesia ini sehubungan dengan adanya program pembinaan generasi muda pengertian pemuda diperinci dan tersurat dengan pasti. Dilihat dari segi budaya atau fungsionalnya maka dikenal istilah anak, remaja dan dewasa, dengan perincian sebagia berikut :
Golongan anak : 0 – 12 tahun
Golongan remaja : 13 – 18 tahun
Golongan dewasa : 18 (21) tahun keatas
Usia 0-18 tahun adalah merupakan sumber daya manusia muda, 16 – 21 tahun keatas dipandang telah memiliki kematangan pribadi dan 18(21) tahun adalah usia yang telah diperbolehkan untuk menjadi pegawai baik pemerintah maupun swasta.
Dilihat dari segi ideologis politis, generasi muda adalah mereka yang berusia 18 – 30 – 40 tahun, karena merupakan calon pengganti generasi terdahulu dan bersifat dewasa tidak bersifat anak-anak. Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga serta ruang lingkup tempat pemuda berada terdiri atas 3 katagori yaitu :
1.   Siswa, usia antara 6 – 18 tahun, masih duduk di bangku sekolah
2.   Mahasiswa usia antara 18 – 25 tahun beradi di perguruan tinggi dan akademi
3.   Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yaitu mereka yang berusia 15 – 30 tahun keatas.
Akan tetapi, apabila melihat peran pemuda sehubungan dengan pembangunan, peran itu dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan lingkungan. Pemuda dalam hal ini dapat berperan sebagai penerus tradisi dengan jalan menaati tradisi yang berlaku
2. Didasarkan atas usaha menolak menyesuaikan diri dengan lingkungan. Peran pemuda jenis ini dapat dirinci dalam tiga sikap, yaitu : pertama jenis pemuda “pembangkit” mereka adalah pengurai atu pembuka kejelasan dari suatu masalah sosial. Mereka secara tidak langsung ktu mengubah masyarakat dan kebudayaan. Kedua pemuda pdelinkeun atau pemuda nakal. Mereka tidak berniat mengadakan perubahan, baik budaya maupun pada masyarakat, tetapi hanya berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan melakukan tidnakan menguntungkan bagi dirinya, sekalipun dalam kenyataannya merugikan. Ketiga, pemuda radikal. Mereka berkeinginan besar untuk mengubah masyarakat dan kebudayaan lewat cara-cara radikal, revolusioner.
Pemuda adalah jiwa seorang insan manusia yang memiliki ketangguhan dan semangat yang tinggi dalam memperjuangkan revolusi dan renovasi peradaban bangsanya menuju arah yang lebih baik. Dengan kecerdasan intelektualnya, dia dapat melihat segala bentuk permasalahan secara menyeluruh sehingga sering muncul ide-ide brilian sebagai solusi dari permasalahan yang ada.
Dengan ketajaman mata hatinya, dia dapat melihat celah-celah kenistaan dan kekejian yang ada disekitarnya untuk segera ia perbaiki menjadi celah-celah yang mengeluarkan sinar kebaikan. Dengan kekuatan fisiknya, dia dapat melumpuhkan mesin-mesin tirani dan monster-monster kebiadaban yang senantiasa menghancurkan sendi-sendi keadilan dalam masyarakat. Dengan keceriaan wajahnya, ia dapat menghibur lingkungan sekelilingnya dengan lampu-lampu kebahagiaan.
 Dengan kebersihan hatinya, dia senantiasa melakukan yang terbaik bagi bangsa dan agamanya tanpa putus asa dan pamrih. Dengan kekuatan spiritualnya, dia meyakini segala upaya pengorbanan merupakan aktivitas ibadah yang akan menjadi batu bata Istananya di surga kelak.
Dengan segenap potensi dan kekuatan ini, dia merupakan matahari yang siap mengeluarkan energi terbesarnya untuk mengawali secercah sinar kebangkitan bagi bangsa dan nusa. Sebagaimana sebuah pepatah bahasa Arab, ‘Kebangkitan sebuah bangsa terletak pada telapak tangan para pemuda-pemudanya’.
Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya. Berikut pengertian sosialisasi menurut para ahli
a.    Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya.
b.   Peter Berger
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
c.    Paul B. Horton
     Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
d.   Soerjono Soekanto
     Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.
Melalui proses sosialisasi, seorang pemuda akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan demikian, tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi, seseorang menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau belum tersosialisasi, menjadi manusia masyarakat dan beradab. Kedirian dan kepribadian melalui proses sosialisasi dapat terbentuk. Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaiman cari hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya gar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dan hubungannya dengan sistem sosial. Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada soal individu dalam kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya. 
Oleh karena itu proses sosialisasi melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang. Kedirian (self) sebagai suatu prosuk sosialisasi, merupakan kesadaran terhadap diri sendri dan memandang adanya pribadi orang lain di luar dirinya. Kesadaran terhadap diri sendiri membuat timbulnya sebutan “aku” atau “saya” sebagai kedirian subyektif yang sulit dipelajari. Asal mula timbulnya kedirian :
1. Dalam proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya, yaitu setelah memperhatikan cara orang lain memandang dan memperlakukan dirinya. Misalnya ia tidak disukai, tidak dihargai, tidak dipercaya; atau sebaliknya, ida disayangi, baik budi dandapt dipercaya
2. Dalam proses sosialisasi juga membentuk kedirian yang ideal. Orang bersangkutan mengetahui dengan pasti apa-apa yang harus ia lakukan agar memperoleh penghargaan dari orang lain. Bentuk-bentuk kedirian ini berguna dalam meningkatkan ketaatan anak terhadap norma-norma sosial
Bertitik tolak dari pengertian pemuda, maka sosialisasi pemuda dimulai dari umur 10 tahun dalam lingkungan keluarga, tetangga, sekolah, dan jalur organisasi formal atau informal untuk berperan sebagai mahluk sosial, mahluk individual bagi pemuda.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang uraian di atas maka kami akan mengambil judul Pemuda dan Sosialisasi.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana proses sosialisasi pemuda ?
2.      Apa tujuan pokok sosialisasi ?
3.      Apa peranan pemuda dalam masyarakat ?
4.      Apa saja potensi generasi pemuda ?
5.      Bagaimana pengembangan potensi generasi muda ?
6.      Apa saja masalah generasi muda ?
7.      Apa faktor penyebab permasalahan generasi pemuda ?
8.      Apa saja usaha untuk menanggulangi masalah generasi muda ?

1.3 Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui bagaimana proses sosialisasi pemuda.
2.      Untuk mengetahui apa tujuan pokok sosialisasi.
3.      Mengetahui apa peranan pemuda dalam masyarakat.
4.      Mengetahui apa saja potensi generasi pemuda.
5.      Mendeskripsikan bagaimana pengembangan potensi generasi muda.
6.      Mengetahui apa saja masalah generasi muda.
7.      Untuk mengetahui apa faktor penyebab permasalahan generasi pemuda.
8.      Untuk mengetahui apa saja usaha untuk menanggulangi masalah generasi muda.

1.4 Metode Penelitian
      Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini merupakan tinjauan kepustakaan yang bertujuan untuk mempelajari buku-buku yang relevan dengan masalah yang diteliti karena penyusun tidak melakukan tinjauan secara langsung terhadap objek pengamatan.

1.5 Manfaat Penulisan
1. Bagi Pemerintahan
Bisa dijadikan sebagai sumbangsih dalam meningkatkan kualitas pemuda di Indonesia agar memiliki karakter yang lebih baik.
2. Bagi Dosen
Bisa dijadikan sebagai acuan dan sumbangsih dalam mengajar terutama pada materi ini agar para peserta didiknya dapat berprestasi lebih baik dimasa yang akan datang.
3.   Bagi Mahasiswa
Bisa dijadikan sebagai bahan kajian belajar dalam rangka meningkatkan prestasi diri.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    INTERLISAI BELAJAR DAN SPESIALISAI

1.      Definisi pemuda

Definisi yang pertama, Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedangmengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional,sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masadatang. Sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya.
Secara internasional,WHO menyebut sebagai‖ young people‖ dengan batas usia 10
-24 tahun,sedangkan usia 10-
19 tahun disebut ‖adolescenea‖ atau remaja. International Youth Year
yang diselenggarakan tahun 1985, mendefinisikan penduduk berusia 15-24 tahun sebagaikelompok pemuda.Definisi yang kedua, pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemudamenghadapi masa perubahan sosial maupun kultural.Sedangkan menurut draft RUU Kepemudaan, Pemuda adalah mereka yang berusia antara 18hingga 35 tahun. Menilik dari sisi usia maka pemuda merupakan masa perkembangan secara biologis dan psikologis. Oleh karenanya pemuda selalu memiliki aspirasi yang berbedadengan aspirasi masyarakat secara umum. Dalam makna yang positif aspirasi yang berbedaini disebut dengan semangat pembaharu.Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi muda dankaum muda. Seringkali terminologi pemuda, generasi muda, atau kaum muda memilikidefinisi beragam. Definisi tentang pemuda di atas lebih pada definisi teknis berdasarkankategori usia sedangkan definisi lainnya lebih fleksibel. Dimana pemuda/ generasimuda/kaum muda adalah mereka yang memiliki semangat pembaharu dan progresif.2.

2.      Pengertian Sosialisasi

Seperti yang disinggung di pendahuluan di atas, sosialisasi merupakan proses belajarmengajar mengenai pola-pola tindakan interaksi dalam masyarakat sesuai dengan peran danstatus sosial yang dijalankan masing-masing. Dengan proses itu, individu akan mengetahui danmenjalankan hak dan kewajibannya berdasarkan peran status masing-masing dan kebudayaansuatu masyarakat.

Melalui proses belajar semacam ini, seseorang juga mempelajari kebiasaan-kebiasaan,norma-norma, perilaku, peran, dan semua aturan yang berlaku di masyarakat. Prosesmempelajari unsur-unsur budaya suatu masyarakat inilah yang disebut dengan sosialisasi.
1.      Soejono Dirdjosisworo

Menurut pendapat Soejono Dirdjosisworo (1985), sosialisasi mengandung tiga pengertianpenting, yaitu:

O Proses sosialisasi adalah proses belajar, yaitu suatu proses akomodasi yang mana individumenahan, mengubah impulsimpuls dalam dirinya dan mengambil cara hidup atau kebudayaanmasyarakatnya.

O Dalam proses sosialisasi itu individu mempelajari kebiasaan, sikap, ide-ide, pola-pola nilai dantingkah laku, dan ukuran kepatuhan tingkah laku di dalam masyarakat di mana ia hidup.

O Semua sifat dan kecakapan yang dipelajari dalam proses sosialisasi itu disusun dandikembangkan sebagai suatu kesatuan dalam diri pribadinya.

2.      Charlotte Buhler

Sosialisasi adalah sebuah proses yang membantu individu-individu belajar danmenyesuaikan diri terhadap bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya,agar ia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
3.      Peter L. Berger

Sosialisasi adalah suatu proses seorang anak belajar menjadi anggota yang berpartisipasidalam masyarakat.

4.      Robert M.Z. Lawang

Sosialisasi adalah proses mempelajari norma, nilai, peran, dan semua persyaratanlainnya yang diperlukan untuk memungkinkan berpartisipasi yang efektif dalam kehidupansosial.

5.      Prof. Dr. Nasution, S.H.

Sosialisasi adalah proses membimbing individu ke dalam dunia sosial.

6.      Sukandar Wiraatmaja, M.A.

Sosialisasi adalah suatu proses yang dimulai sejak seseorang itu dilahirkan untuk dapatmengetahui dan memperoleh sikap, pengertian, gagasan, dan pola tingkah laku yang disetujuioleh masyarakat.

7.      Drs. Suprapto

Sosialisasi adalah suatu proses belajar berinteraksi dalam masyarakat sesuai denganperanan yang dijalankan.

8.      Hasan Shadily 

Sosialisasi adalah proses di mana seseorang mulai menerima dan menyesuaikan diriterhadap adat istiadat suatu golongan. Di mana lambat laun ia akan merasa sebagian di golonganitu.

9.      Jack Levin dan James L. Spates

Sosialisasi adalah proses di mana kebudayaan diteruskan dan diinternalisasikan olehkepribadian individu.

10. John C. Macionis

Sosialisasi adalah pengalaman sosial seumur hidup, di mana individu dapatmengembangkan potensinya dan mempelajari pola-pola kebudayaan mereka.

11. Edwar A. Ross

Sosialisasi adalah pertumbuhan perasaan ”kita”. Di mana perasaan ini akan
menimbulkan tindakan segolongan.
12. LaurenceSosialisasi adalah proses pendidikan atau latihan seseorang yang belum berpengalamandalam suatu kebudayaan dan berusaha menguasai kebudayaan sebagai aspek berikutnya.

13. Bruce J. CohenSosialisasi dipahami sebagai proses pembelajaran seorang individu terhadap nilai-nilaidan norma-norma yang ada dalam masyarakat sehingga seseorang menjadi bagian darimasyarakat.

3.      Interlinalisasi dan spesialisasi belajar

 Internalisasi adalah perubahan dalam masyarakat. Sedangkan
Sosialisasi adalah suatu perosesyang mempelajari tentang norma – norma masyarakat yang akan membentuk keperibadiannnyadilingkungan masyarakat. Jadi jika tidak adanya Internalisasi dan Sosialisasi didalam lingkunganmasyarakat. Maka tidak akan ada perubahan dilingkungan itu.

4.      Proses Sosialisasi
 Proses Sosialisasi ada 4 yaitu:
1.      Tahapan Persiapan > Tahapan ini ilakukan sejak manusia dilahirkan, pada saat anak  anak mulai mempersiapkan dirinya untuk mengenal dunia sosialisasi dari lingkungan rumah, mediadan tempat – tempat yag disinggahinya dengan cara meniru walaupun tidak sempurna.
2.      Tahapan Meniru > Di mana seorang anak yang mulai sempurna untuk meniru apa yangdilakukan orang dewasa. Dia mulai mengetahui namanya, nama orang tuanya, dan apa yangdilakukan oleh orang tuanya.
3.      Tahapan Siap Bertindak > Tahapan ini memulai seorang anak yang hanya meniru menjadiseorang diri yang dia inginkan, menyadari adanya suatu norma yang ada dirumah maupundilingkungannya, dan mulai mendapatkan kompleks yang harus dihadapinya didalam bersosialisasi.
4.      Tahapan Norma Kolektif > Tahapan ini sudah dianggap dewasa karna didalam dirinya sudahtau sepenuhnya apa itu arti norma dalam kehidupanyang sebenarnya, memiliki rasa peduli yangtinggi terhadap orang yang iia kenal maupun orang yang iia tidak kenal dalam arti MasyarakatLuas.

5.      Peranan Sosial Mahasiswa dan Pemuda di Masayrakat

Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat, kurang lebih sama dengan peran warga yang lainnnya di masyarakat. Mahasiswa mendapat tempat istimewa karena mereka dianggap kaum intelektual yang sedang menempuh pendidikan. Pada saatnya nanti sewaktu mahasiswa lulus kuliah, ia akan mencari kerja dan menempuh kehidupan yang relatif sama dengan warga yang lain.
Secara tak sadar namun perlahan tapi pasti, para generasi muda dihinggapi dengan idiologi baru dan perilaku umum yang mendidik mereka menjadi bermental instan dan bermental bos. Pemuda menjadi malas bekerja dan malas mengatasi kesulitan, hambatan dan proses pembelajaran tidak diutamakan sehingga etos kerja jadi lemah.
Sarana tempat hiburan tumbuh pesat bak “jamur di musim hujan” arena billyard, playstation, atau arena hiburan ketangkasan lainnya, hanyalah tempat bagi anak-anak dan generasi muda membuang waktu secara percuma karena menarik perhatian dan waktu mereka yang semestinya diisi dengan lebih banyak untuk belajar, membaca buku di perpustakaan, berorganisasi atau mengisi waktu dengan kegiatan yang lebih positif.
Peran pemuda yang seperti ini adalah peran sebagai konsumen saja, pemuda dan mahasiswa berperan sebagai “penikmat” bukan yang berkontemplasi (pencipta karya). Dapat ditambahkan disini persoalan NARKOBA yang dominan terjadi di kalangan generasi muda yang memunculkan kehancuran besar bagi bangsa Indonesia.

B.     PEMUDA DAN IDENTITAS

1.      Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda
Generasi muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik,agar dapat ikut serta dalam mengisi pembangunan yang kini sedang berlangsung, pemuda diIndonesia sangat beraneka ragam dari sabang sampai merauke.
Ada 3 kategori dalam mengelompokan generasi muda berdasarkan umur dan lembaga sertaluang lingkup tempat pemuda berada:
1.      Siswa, usia antara 6 – 18 tahun, masih duduk di bangku sekolah.
2.      Mahasiswa usia antara 18 – 25 tahun beradi di perguruan tinggi dan akademi.
3.      Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yaitu mereka yangberusia 15 – 30 tahun keatas.
Generasi muda dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya menghadapi berbagaipermasalahan yang perlu diupayakan penanggulangannya dengan melibatkan semua pihak.Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh generasi muda di Indonesia antara lain sebagai berikut:
1.     Terbatasnya lapangan kerja yang tersedia. tingkat pengangguran tinggi dan menjadibeban bagi keluarga maupun negara.
2.     Penyalahgunaan Obat Narkotika dan Zat Adiktif lainnya yang merusak fisik dan mental bangsa.
3.      Masih adanya anak - anak yang hidup menggelandang.
4.     Pergaulan bebas yang merujukkan pada penyimpangan perilaku (Deviant behavior).
5.     Masuknya budaya barat (Westernisasi Culture) yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita yang dapat merusak mental generasi muda.
6.     Perkawinan dibawah umur yang masih banyak dilakukan oleh golongan masyarakat, terutama di pedesaan.
7.      Masih merajalelanya kenakalan remaja dan permasalahan lainnya.Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda dalam Keputusan Menteri Pendidkandan Kebudayaan yang tertuang pada nomor : 0323/U/1978 tanggal 28 oktober 1978. Bertujuan agarsemua pihak yang tikut serta dan yang berkepentingan untuk penanganannya harus benar-benarmenggunakannya sebagai pedoman agar pelaksanaanya dapat terarah dan menyeluruh serta dapatmencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan Pancasila, Undang-undang dasar 1945, Garis-garis Besar Haluan Negara, Sumpah Pemuda dan Proklamasi, Tata nilaiditengah masyarakat.
Untuk mencapai pembinaan dan pengembangan bagi generasi muda yang diinginkan dapat kita laksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1.      Melaksanakan usaha kesejahteraan sosial.
2.      Melakukan pendidikan dan pelatihan bagi generasi muda.
3.     Melaksanakan pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda di lingkungannya secara terpadu dan terarah serta berkesinambungan.
4.     Menyelenggarakan kegiatan pengembangan kewirausahaan untuk generasi muda dilingkungannya.
5.     memupuk kreatifitas generasi muda untuk dapat mengembangkan tanggung jawab sosial yang rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis produktif.
6.     menggunakan sumber dan potensi di lingkungannya secara berswadaya secara tanggung jawab.
7.     menguatkan komunikasi, kerjasama, informasi dan kemitraan dengan berbagaisektor lainnya.
8.      menyelenggarakan usaha-usaha pencegahan permasalahan sosial yang aktual.sangat diperlukan penataan kehidupan pemuda agar mereka mampu melaksanakan perananyang penting dalam masa depan sekalipun, bahwa masa depan tersebut tidak berdiri sendiri,dan mereka dapat menjadi generasi muda yang membanggakan bangsa dan negara.

2.      Jenis pokok pembinaan dan pengembangan generasi muda
Pengertian pokok pembinaan dan pengembangan Generasi Muda ada dua yaitu :
a)     Generasi Muda sebagai SubyekGenerasi Muda subyek adalah mereka yang telah dibekali ilmu dan kemampuan sertalandasan untuk dapat mandiri dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa,dalam rangka kehidupan berbangsa bernegara serta pembangunan nasional.
b)     Generasi Muda sebagai ObyekGenerasi Muda Obyek adalah mereka yang masih memerlukan bimbingan yang mengarahkan kepada pertumbuhan potensi menuju ke tingkat yang maksimal dan belum dapat mandirisecara fungsional di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta pembangunan nasional.

3.      Masalah generasi muda
Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain:
• Dirasa menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk generasi muda.
• Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
• Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
• Kurangnya lapangan kerja / kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran / setengah pengangguran di kalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya produktivitasnasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapatmenimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
• Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda, hal tersebut disebabkan oleh rendahnya daya beli dankurangnya perhatian tentang gizi dan menu makanan seimbang di kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah.
• Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan masyarakat daerah pedesaan.
• Pergaulan bebas yang membahayakan sendi -sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.
• Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
• Belum adanya peraturan perundangan yang menyangkut generasi muda.

Dan ada juga masalah lain yaitu:
• Kebutuhan Akan Figur 
Teladan Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang berlangsung dari keteladananorang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat-nasihat bagus yang tinggal hanya kata-kata indah.
• Sikap Apatis
Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalamketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.
• Kecemasan dan Kurangnya Harga Diri
Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk ―pelarian‖ (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).
• Ketidakmampuan untuk Terlibat
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalamkehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.
• Perasaan Tidak Berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gayahidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakatteknokratis yang memaksa kita untuk pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah – tengah masyarakat. Lebih jauh remaja mencari ―jalan pintas‖, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik atau ijasah.
• Pemujaan Akan Pengalaman
Sebagian besar tindakan-tindakan negatif anak muda dengan minumam keras, obat-obatandan seks pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasaini memberikan pandangan yang keliru tentang pengalaman.

4.      Potensi generasi muda
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perlu dikembangkan adalah:
• Idealisme dan daya kritis
• Dinamika dan kreativitas
• Keberanian Mengambil Resiko
• Opimis dan kegairahan semangat
• Sifat kemandirian, disiplin, peduli, dan bertanggung jawab
Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
• Patriotisme dan Nasionalisme
• Kemampuan menguasai ilmu dan teknologi

Tujuan Pokok Sosialisasi
• Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak dimasyarakat.
• Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengenbangkankan kemampuannya.
• Pengendalian fungsi - fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada padalembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umum.
5.      Tujuan pokok generasi muda
a)     Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupankelak di masyarakat.
b)     Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkankemampuannya.
c)     Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diriyang tepat.
d)     Bertingkah laku selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada lembaga atau kelompok khusunya dan masyarakat umumnya.

C.   PERGURUAN DAN PENDIDIKAN

1.      Perguruan tinggi dan pendidikan
a.      PendidikanPendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untukmemiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlakmulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.
b.      Perguruan tinggiPerguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Pesertadidik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggidisebut dosen.Menurut jenisnya perguruan tinggi dibagi menjadi 2 :1. Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinyadilakukan oleh Negara2. Perguruan tinggi swasta, adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinyadilakukan oleh swasta

2.      ALASAN UNTUK BERKESEMPATAN MENGEYAM PENDIDIKAN TINGGI
Pembicaraan tentang generasi muda/pemuda, khususnya yang berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi menjadi penting , karena berbagai alasan.
Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang masyarakatnya, karena adanya kesempatan untuk terlibat di dalam pemikiran,pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam masyarakat. Kesempatan ini tidak tidak dimiliki oleh generasi muda pemuda pada umumnya. Oleh karena itu, sungguh pun berubah-ubah, namun mahasiswa termasuk yang terkemuka di dalam memberikan perhatian terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat secara nasional.
Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang paling lama di bangku sekolah, maka mahasiswa mendapatkan proses sosiaslisasi terpanjang secara berencana dibandingkan dengan generasi muda/pemuda lainnya. Melalui berbagai mata pelajaran seperti PMP, Sejarah, dan Antropologi maka berbagai masalah kenegaraan dan kemasyarakatan dapat diketahui.
Ketiga, mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis dan suku bangsa dapat menyatu dalam bentuk terjadinya akulturasi sosial dan budaya. Hal ini akan memperkaya khasanah kebudayaannya , sehingga mampu melihat Indonesia secara keseluruhan.
Keempat, mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise di dalam masyarakat, dengan sendirinya merupakan elite di kalangan generasi muda/pemuda, umumnya mempunyai latar belakang sosial, ekonomi, dan pendidikan lebih baik dari keseluruhan generasi muda lainnya. Dan adalah jelas bahwa mahasiswa pada umumnya mempunyai pandangan yang lebih luas dan jauh ke depan serta keterampilan berorganisasi yang lebih baik dibandingkan generasi muda lainnya.

Pendapat saya:
Generasi muda memiliki kecenderungan untuk bersikap antusias dalam menghadapi berbagai isu, baik yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan kehidupan mereka sehari-hari. sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang masyarakatnya, karena adanya kesempatan untuk terlibat di dalam pemikiran,pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam masyarakat. Generasi muda yang agamis ditandai dengan laku dan tindak dari pemuda yang dilandasi oleh moral-moral normatif agama.



BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
1.      Menurut George Herbert Mead, sosialisasi yang dialami seseorang dapat dibedakan dalam tahap-tahap sebagai berikut : tahap persiapan (preparatory stage), tahap meniru (play stage), tahap siap bertindak (game stage), dan tahap penerimaan norma kolektif (generalized stage).
2.     Tujuan pokok sosialisasi adalah individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat, individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya, pengendalian fungsi-fungsi organic yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat, dan bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umumnya.
3.    Peranan pemuda dalam pembangunan masyarakat adalah sebagai agent of change, agent of development, dan agent of modernization.
4.   Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah idealisme dan daya kritis, dinamika dan kreativitas, dan keberanian mengambil resiko.
5.  Pengembangan potensi tersebut dapat dimulai dari lingkungan keluarga, orang tua dapat mengembangkan potensi anak mereka sejak berusia balita, orang tua dapat mengarahkan apa dan kemana potensi yang dimiliki oleh anak mereka sehingga lahirlah generasi muda yang memiliki potensi sesuai minat masing-masing anak.
6. Masalah-masalah generasi muda diantaranya adalah menurunnya jiwa nasionalisme, kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya, belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, tingginya jumlah putus sekolah, kekurangan lapangan kerja, kurangnya gizi yang menghambat perkembangan kecerdasan, banyaknya perkawinan dibawah umur,penyalahgunaan obat narkotika dan zat adiktif, masih adanya anak-anak yang hidup menggelandang, pergaulan bebas diantara muda-mudi yang menunjukkan gejala penyimpangan perilaku (deviant behavior), masuknya budaya barat (westernisasi culture), dan masih merajalelanya kenakalan remaja.
7. Faktor penyebab permasalahan pemuda adalah kurang dalam mengendalikan diri, kurang masa bersama keluarga, dan masalah ekonomi keluarga.
8. Usaha menanggulangi permasalahan pemuda dapat dilakukan oleh lingkungan terutama pendekatan oleh keluarga dan pendidikan.



DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar